Ada Apa dengan BBM?

-Yanuar Rizky-
elrizkyNet, 22 November 2014:
Posting artikel ini adalah berbentuk bunga rampai interaktif dari diskusi di Facebook saya (Yanuar Rizky).

Menurut saya, konten diskusinya ringan tapi berbobot, yang sayang jika tak didokumentasikan. Untuk itulah, saya copy-paste diskusi ini, sebagi sarana pembelajaran bersama, yang setidak-tidaknya berupa kontribusi kecil bagi proses saling mencerahkan dengan prinsip #enjoyAja

Berawal dari membuka wall facebook di timeline ada berita dari situs detik yang judulnya menarik “Malaysia stop subsidi, tapi kok bisa harganya lebih murah” di link http://m.detik.com/finance/read/2014/11/21/170214/2755608/1034/1/malaysia-setop-subsidi-kok-bisa-bbm-nya-lebih-murah-dari-indonesia

Lalu saya klik share link di facebook dengan menambahkan komen saya atas berita itu di status saya dengan link https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10204396922737361&id=1059427254

——–

Yanuar Rizky:
Pernyataan penutup saya semalam di acara live Forum Indonesia Metro TV “kalau kita selalu beralasan bahwa harga bbm di subsidi jadi murah, dan statemen sebelumnya itu rawan diselundupkan, yang dikatakan berarti itu ke Malaysia. Faktanya sudah hampir 3 bulan harga ron 95 setara pertamax plus di Malaysia bisa jauh lebih murah, ada dua soal soal daya banding kita sebagai negara yang tidak efisien tercermin dari harga dan kenapa logika yang sama tidak terjadi bahwa minyak di Malaysia diselundupkan ke Indonesia karena lebih murah? Kenapa Malaysia bida jaga penyelundupan dan kita tidak bisa?”

Tanggapan Menteri ESDM Sudirman Said semalam sama lah dengan jawaban BPH migas di berita ini.. saya rasa kalau dikejar pikiran subsidi menyebabkan harga menjadi pemicu penyelundupan, itu kan watak ‪#‎liberalisasi‬ bahwa distorsi harga akan sebabkan penyelundupan … tapi kalau dicontohkan negara lain tidak terjadi .. alasan berpindah ke kilang…

ini masalah, bukan soal pro kontra subsidi.. tapi sikap kita atas sebuah fakta itu “alsani” (alasan sana sini) atau aksani (aksi sana sini) …

dan lalu, ya inkonsistensi cata berpikir soal “harga” yang merupakan keyakinan para “the true believers of market mechanism” sedang diolok-olok oleh fakta daya banding harga antar pasar yang ternyata juga tidak konsisten sebagai keyakinan “harga adalah pasar itu sendiri” ‪#‎enjoyAja‬
Malaysia Setop Subsidi, Kok Bisa BBM-nya Lebih Murah dari Indonesia? (detik, link berita di paragraf awal posting blog ini)
Like·Comment·Share
Nurur R Bintari and 118 others like this.

Yanuar Rizky:
Ini rekaman forum Indonesia swmalam terkait pernyataan berupa pertanyaan saya semalam .. mulai di sekitar menit ke 6 rekaman ini: http://m.metrotvnews.com/play/2014/11/20/321593
Like · 9 · More · Yesterday at 8:36pm

Tommy Setiotomo:
Udh baca perjanjian kontrak beli minyak dng Petral?
Like · More · Yesterday at 8:39pm

Yanuar Rizky:
Bos, kita itu era “blusukan” masuk ke isu berat dari bahasa pompa bensin dulu aja, dari ngeledekin kok harga di sebelah murah disini mahal… kalau ledekan itu udah masuk, baru wnak bahas satu2 tuh je kontrak nya lah apa lah.. dari ujung yg sederhana kita masuk ke sebuah isu emang bangsatnya banyak, terus yg punya kuasa bukannya aksi malah main2 ke soal “market price” ..

nah kalau udah masuk giring deh apa tuh kontrak haha… ini soal stamina membongkar dari kritisi analis juga harus tepat amunisinya dan adu kuat stamina sebagai perang konistensi agar kebongkar sendiri bangsatnya haha
Pelengkap, ini stament pembuka saya di acara forum Indonesia metro TV di sekitar menit ke 4 bahwa pendekatan saya menyederhanakan masalah ke bahasa awam di pompa bensin: http://m.metrotvnews.com/play/2014/11/20/321591
Like · 23 · More · Yesterday at 8:43pm

Tommy Setiotomo:
Bangsat nya banyak ya? gwe demen tuh kalimat… Jd bahasa pompa bensin hrs di buka paralel sama tuh isi kontrak…
Like · 1 · More · Yesterday at 8:50pm

Andi Rahmat:
lagipula wacananya selalu digiring bahwa quota kita seakan-akan seluruhnya impor, kayak kita tdk punya produksi sendiri… ‪#‎pembodohanpublik‬
Like · 9 · More · Yesterday at 8:52pm

Yanuar Rizky:
Ya, kalau ane liat dengan model langsung ke rumit2 lalu dibawa ke arah yg lebih rumit.. masalah diselesaikan dgn dirumit2kan.. makanya kalau kata ane sih mulai dari blusukan aja kan Jokowi senang blusukan, masa belum pernah blusukan ke pompa bensin di Malaysia apalagi di Indonesia.. fakta kan ceto welo welo.. nah yg pararel bisa lebih mudah untuk hajar hajar hajar agar terwujud itu kerja kerja kerja ‪#‎enjoyAja‬
Like · 7 · More · Yesterday at 8:53pm

Tommy Setiotomo:
……. ada yg main di selang waktu shipment (FOB dan CIF)
Like · 2 · More · Yesterday at 8:55pm

Dewi Djakse:
yg terbaru desember mendatang , Malaysia cabut subsidi bos ..
Like · 1 · More · Yesterday at 9:03pm

Yanuar Rizky:
Sebenernya gw semalam mau aksi kayak org2 “pinter”… nerangin Five Forces Model Porter… bahwa harga itu dengan daya banding, jika kita lebih mahal maka jelas Value Added (rantai nilai tambah nya) kepanjangan tidak efisien dibanding pesaing, bahkan kalau itu karena ‘rente’ (tukang catut) artinya tidak ekonomis…

kalau udah kayak org pinter gitu keren kali ya, tapi itu bukan bahasa era blusukan, beda era sebelumnya yg ngomong2nya dikit2 pakai istilah global..

Nah, main selang di FOB dan CIF seperti kata Bos Tommy Setiotomo itu adalah rantai yg disebut “rente” yg di pesaing tampakny efisiensi dilakukan disitu shg harga turun, di kita maaf aja ya yg ada itu dibiarin dan kalau subsidi dilepas itu rente tetap ada tapi dibayar ama rakyat semua itu rente hehehe
Like · 6 · More · Yesterday at 9:03pm

Baiq Inge Aprianti:
Penta Febri Suryadi
Like · More · Yesterday at 9:06pm

Yanuar Rizky:
Bos Dewi Djakse, saya sudah duga Malaysia akan cabut Subsidi..dia lakukan sejak menerapkan RFID dari hulu ke hilir, soal ini saya ada kawan yg jadi rekanan petronas utk itu…

Jadi, mrk soft power, benahi celah2 yg ada, agar efisien dan terdeteksi penyelewengan.. saat itu tiba subsidi dilepas krn harga turun dari efisiensi tata harganya… soal ini saya sih rasanya Malu sama tetangga aja cara berpikir kita udah ketinggalan dalam mengatasi masalah… kita masih era pegadaian “mengatasi masalah dengan masalah”
Like · 9 · More · Yesterday at 9:08pm

Taufik N R Dwidjowinarto:
Like · 1 · More · Yesterday at 9:09pm

Agus Nizami:
Harga Bensin di Indonesia saat ini kurang lebih sama dgn di AS. Di Jakarta Rp 8500/liter. Di daerah bisa Rp 15.000/liter. Nah di Gulf Coast AS ternyata cuma Rp 8485 /liter (USD 2.673 / gallon) jika rate 1 USD = Rp 12.000. 1 gallon = 3,78 liter. Harga di AS sudah termasuk pajak 13%. Artinya tanpa pajak di sana cuma Rp 7.650/liter. Silahkan lihat di sini:
http://www.eia.gov/petroleum/gasdiesel/
Gasoline and Diesel Fuel Update – Energy Information Administration
eia.gov
Like · 3 · More · Yesterday at 9:13pm

Indi K Noorsy:
Terima kasih untuk pencerahannya. I like this article so much mas Yanuar Rizky..
Like · 1 · More · Yesterday at 9:15pm

R Graal Taliawo:
Alasan lain: rakyat jadi malas kalau disubsidi; APBN jebol; salah sasaran; tidak ada dana untuk realisasi janji kampanye yang mau bangun ini dan itu; sebagian kebutuhan minyak didapat dari impor; dst. Entah berikutnya apa lagi. Hehe…
Like · 3 · More · 11 hours ago

Bambang Pudjijarso:
Colek Roniansyah Tarigan
Like · More · 10 hours ago

Rusli O’ang Abdullah:
Tercerahkan….! Tks Mas Rizky
Like · More · 10 hours ago

Hadi Nugraha:

Salam kenal, kang Yanuar. Kalau disparitas harga dgn negara tetangga menjadi alasan terjadinya penyelundupan.Kenapa kita tdk anggarkan membeli kapal2 patroli dan system surveillance baru dgn menyisihkan idr 500 saja dari harga bbm? Bisa punya 22.6T/tahun, kan? Uang yg besar. Masih bisa disisihkan buat kilang minyak baru berstandar RON 95.
Like · More · 9 hours ago

Taufik N R Dwidjowinarto:

hrs · Like · 2

Andi Hakim:
jawaban JK; yaa BBM harus naik, tahundepan mungkin dinaikkan lagi. Nah
10 hrs · Like · 1

Muhammad El Ghazali:
Saya ni orang gak faham soal ekonomi tapi bebel pengen ngomong, soalnya merhatiin ‘pengalihan’ subsidi saat ini buat saya seperti pake celana panjang tapi celana dalemnya (maaf) dipake diluar..
9 hrs · Like

Rahma Rais:

Mengatasi masalah tidak ke akar masalahnya. Masalahnya di bbm penyelesaian dengan kartu sama dengan Indonesia ga punya sistem continual improvement. Kalau masalahnya bbm perbaiki sumbernya, perbanyak pabriknya, cegah penyelewengannya. InsyaAllah bbm kita bisa turun jadi 5000 rupiah dengan ron 92. Ngapain masih produksi ron 88. Masih merusak lingkungan. Katanya go green
8 hrs · Unlike · 1

Yanuar Rizky:
Rahma Rais di acara forum Indonesia metro TV, di link berikut ini… di sekitar menit ke 4 lebih, saya mengutarakan soal mafia yg disebut penyelundup dsbnya itu ranahnya penegakan hukum… kalau harga Premium ini sudah sulit terdeteksi, di sekitar menit ke 5 saya sebutkan hapuskan Premium krn dgn angka subsidi sekarang masyarakat bisa dpt oktan lebih tinggi, dan kalau barang premium dihapuskan mafianya juga ditebas krn barangnya dihilangkan…

ini usulan saya soal aksi ektrim, masalahnya yg pegang kekuasaan wani opo ora?! linknya: http://m.metrotvnews.com/play/2014/11/20/321592

8 hrs · Like · 4 · Remove Preview

Citra Melati:
Om. Kalau perbandingan fiskal apbn nya dng indo gimana? Kalau di indo katanya defisit nya parah dan hutang 3000t? Sehingga gak maksimal u pemb infra dan kesehatannya?
7 hrs · Like

Rahma Rais:
Setuju. Andai presiden secerdas pak yanuar. Indonesia negara mafia, dari mafia migas smp mafia pertanian, mafia pemilu, lebih2 dari negara italia dan china Mungkin perlu ditraining sistem dulu bersama tim transisinya karena kebijakan presiden skrg lahir dari tim transisi.
7 hrs · Like

Mamu Papiyas:
Ayo diamati siapa penikmat rente yg mulai nempel di pemerintahan jokowi jk? Biar dilibas Faisal basri.
7 hrs · Like

Yanuar Rizky:
Citra Melati ini kalau sebuah isu dibuat loncat-loncat agak susah diikuti, dan itu bagian strategi komunikasi agar masalah selesai bukan krn selesai tapi krn isu dibuat banyak dan jadi selesai krn rumit

Tapi, anyway busway, gini deh apa sih maunya Jokowi? Memperlebar ruang fiskal, utk apa (1) Mengurangi Defisit Fiskal dan atau (2) Mengalihkan Alokasi fiskal?

Kalau mengurangi defisit fiskal, maka itu artinya sentimen bagi pasar keuangan.. kalau melakukan realokasi fiskal, maka itu inisiatif yg dibilang produktif, sekaligus sentimen juga utk pengusaha yg bisnisnya di sektor belanja pemerintah itu

Di atas, saya ingin gambarkan setiap kebijakan selalu ada sentimen yg diuntungkan dan juga ada sentimen yg dirugikan

Kira-kira 2 bulan lalu, saya memenuhi undangan makan siang dari atase ekonomi Malaysia… dia bertanya ke saya kurang lebih “what do you think, terkait momentum penurunan harga minyak dunia, dan why di negara anda isunya jadi naikan minyak”

Inti dari diskusi kami adalah soal momentum realokasi fiskal sebenarnya bisa terjadi krn memakai momentum downtrend harga minyak yg mungkin lewat hanya jangka pendek beberapa bulan saja

Dalam cara saya berpikir, asumsi RAPBN-P itu bisa dirubah dgn manfaatkan sentimen itu, lalu tekan inefesiensi harga dasar premium yg bagian rente dihapus, maka dari penghapusan bagian rente itu ada ruang Fiskal bisa dialokasi

Kalau cara itu sulit, seperti usulan saya hari ini kita ilangkan aja Premium… subsidi dikurangi, lalu dipindahkan, mafia ditebas krn barangnya dihilangkan dan masyarakat dpt oktan lebih tinggi…

Kawan diskusi saya official dr Malaysia sdh merealisasikan momentumnya, dgn harga akhir turun tdk ada kenaikan di msyarkat malaysia tapi momennya diambil utk hapus subsidi

Saya rasa itulah kreatifitas fiskal, kalau cuma main2 harga, kurangi subsidi tapi dibiarin harga udah markup… apa sih bedanya ama yg dulu2, tetap aja eksis itu pemburu rente, bedanya beban untung rente dibebankan lebih besar ke rakyat
7 hrs · Like · 7

Rahma Rais:
Pak yanuar kok ga bahas pertanyaan ibu citra terkait hutanng negara? Klo menurut saya bu, bahkan AS punya hutang, jangankan itu setiap rumah tangga punya hutang. Sejauh masih bisa mengalokasikan dana ke sektor y riil menghasilkan dana tambahan tentu dana ke sektor y riil menghasilkan dana tambahan tentu ga masalah dgn hutang. Meski punya hutang pasti rumah tangga juga punya tabungan dan uang y diputer untuk memberi selisih nilai tambahan. Itu logika awam saya bu. Jadi jangan kaitkan isu 1 dgn isu lain kan jadi benang kusut ga jelas ujung pangkalnya
7 hrs · Like

Yanuar Rizky:
Rahma Rais hehehe.. kalau semua dibahas, ngak fokus… saya sudah bilang dari awal diskusi status ini bahwa “ini adu stamina” … jangan belum apa2 kita terbawa arus kerumitan… makin rumit, ngak fokus, ujungnya tetep aja mafia nya ada di ‘zona nyaman’… kalau itu yg ingin anda bahas, maka kita akan masuk ke skema perang moneter global di babak baru mulai 1 Januari 2015, dan kenapa pasar keuangan dorong bbm naik agar ada ruang operasi resiko fiskal.. itu nanti dulu lah, fokus dulu ke urusan pompa bensin #enjoyAja
7 hrs · Like · 2

Kokok Herdhianto Dirgantoro:
Penyelundupan kan urusan kriminal. Mosok krn urusan beberapa kriminal trus bebannya dipikul rakyat dgn kebaikan BBM
7 hrs · Like

Rahma Rais:
Nanti bahas yah pak yanuar buat bahan kuliah global marketing. Beberapa saya bahas di kelas
7 hrs · Like

Romad Anjar:
Bang Yanuar Rizky, komunikasi yg dibawa oleh setiap pemerintahan kita saat mengurangi subsidi adalah persoalan subsidi yg 70%-nya tidak tepat sasaran. Tapi kenapa yg dilakukan bukan utk menyelesaikan persoalan ini, jika ingin subsidi tepat sasaran Tapi kenapa yg dilakukan bukan utk menyelesaikan persoalan ini, jika ingin subsidi tepat sasaran kenapa tidak mempercepat implementasi RFID ya? Bayangkan kalau subsidi BBM jadi tepat sasaran, pemerintah dapat tetap menghemat subsidi hingga 70%, harga barang tidak naik, rakyat tidak menjerit, justru rakyat sejahtera karena fasilitas masyarakat meningkat akibat penghematan anggaran dr subsidi yg sdh tepat sasaran tersebut..
4 hrs · Like · 1

Yanuar Rizky:
Romad Anjar saya itu pernah diajak partner bisnis untuk ikutan tender RFID yang dibuka Pertamina, saya sendiri bukan itu sih bisnisnya… tapi, saat itu yang punya teknologi (bule australia) ngajak saya ketemu, namanya org usaha ya saya temui

Kalau anda liat ada saya foto-foto pompa bensin di Malaysia, itu saat saya sedang bertemu itu bule australia, di Kuala Lumpur, jadi dia yang ajak saya blusukan ke pompa-pompa di Malaysia

Intinya, Malaysia menerapkan alat deteksi pengendalian sekaligus BIG Data analytics terkait BBM dari hulu ke hilir… tapi, mrk membeli putus ke vendornya, dan dikembangkan sendiri oleh bumn mereka..

Saya lalu bertanya semua dipasang, apa efisien? Si Bule jawab ini karena pemerintah Malaysia tidak terlalu luas.. sebaiknya di negara anda kita tiru implementasi di India, RFID di hilir hanya terkait kendaraan yg berhak dan tak berhak, mana yg lebih sedikit itu yg dipasang agar efisien dan masuk akal dalam skala investasi

Singkat cerita, sebelum mulai, dan diharuskan gabung ke konsorsium BUMN… saya sudah bilang ke si Bule bahwa saya mundur, karena keyakinan bisnis saya utk tidak bisnis dengan pemerintah, saya menganggap itu ribet dan bisa potensi ke ranah KPK kalau terlalu banyak ngolah hahha

Bule itu pun kalah, dia bilang saya tidak masuk akal rfid dipasang di semua pompa dan semua kendaraan bermotor, dimana kita pihak ketiga investasi semua… seharusnya dia bilang kayak di India ada payung hukum yg berhak dan tidak

Konsorsium INTI menang, tapi implementasinya kedodoran… saya ingat diskusi saya terakhir dgn teman bule saya ngak ada political will itu inti masalahnya

Yang jelas persis dugaan saya, Malaysia soft power dgn implementasi RFID mereka bisa benahi kebocoran, harga efisien… pas momentum harga dunia turun saat ini mrk bisa lepas subsidi… moral story: dari Malaysia kita belajar bahwa transisi itu dikerjakan dgn solusi, bukan sekedar menyelesaikan masalah tapi menimbulkan masalah baru #enjoyAja
4 hrs · Like · 3

Romad Anjar:
Political will ya.. Fiuh, PR banget kalau sudah bicara hal tersebut tentang pemerintah kita. Padahal seperti yg Bang Yanuar sampaikan di paragraph terakhir, RFID bisa jadi salah satu solusi atau jawaban atas kebocoran/”tidak tepat sasaran” yg disampaikan setiap pemerintahan kita..
4 hrs · Edited · Like

Titus Subroto:
Indonesia negara makelar .Hidup makelar
26 mins · Like

[terimakasih untuk semua rekan facebook yang telah memperkaya diskusi kita bersama, belajar sama-sama dengan prinsip “diskusi sehat wal’afiat tanpa sakit hati” -yanuar Rizky]

Sebelumnya elrizky.net

Teknokrasi, Politisi, dan Penumpang Gelap

Copy Protected by Chetans WP-Copyprotect.