Krisis Italia di Mata Warganya

-Yanuar Rizky-
elrizkyNet, paris-brussel, 30 December 2013: Tony adalah kawan dalam perjalanan kami dalam overland di Eropa. Dia adalah sepupu dari Marco yang menjadi supir kami. Tony italiano yang umurnya sudah 59 tahun dan berprofesi sebagai DJ (Disc Jockey) di Papia (Kota di luar Milan, ya seperti Depok di Jakarta).

Setua itu jadi DJ? Menariknya, dia bilang sampai usia 40 dia bekerja di Bank di Milan mengurusi IT operation. Lalu, dia ingin bekerja sesuai hobinya, yaitu menjadi DJ. Dia bilang setahun lagi dia kerja, 60 tahun bagi orang-orang Eropa adalah pensiun.

Tony Ibu Perancis, Bapak Italia, tapi seperti kebanyakan orang eropa mereka tidak berbahasa Inggris. Mereka sangat bangga berbahasa lokal, soal ini masih lebih informatif berbahasa Inggris orang Indonesia :)

Istri saya (Elsa) sangat suka belajar bahasa, bahkan sangking senengnya nonton drama Korsel, dia belajar bahasa dan menulis Korsel dari internet. Selama dalam perjalanan darat dari negara ke negara di Eropa ini, dia sangat enjoy belajar bahasa perancis dan italia dengan Toni-Marco dengan interpreter Masruri.

Tony juga membawa CD remix untuk dia nge DJ, lagu-lagu di era saya saat ABG (80’s-90’s) tapi sudah diremix dengan tempo lagu-lagu zaman sekarang, jadi masuk juga lah untuk anak-anak saya yang ABG :)

Tony cerita ke saya, anaknya kuliah Kimia, lalu pindah Fisika dan ingin pindah lagi… dia bilang ‘stop tidak usah kuliah saja habisin uang pindah-pindah’ Lalu, saya katakan ya mungkin dia mencari kerja sesuai ‘hoby’ nya… dia bilang ya kalau gitu dia urus sendiri saja.. ciri khas pendidikan barat ‘urus sendiri-sendiri’

Dalam pembicaraan bertiga, Tony bilang semoga Marco bisa menikah. Lalu, Marco bilang dia punya kekasih tapi untuk dinikahi dia harus pindah kerja tidak jadi supir untuk overland tour karena sepanjang tahun di jalanan.  Marco sedang berusaha cari kerja, tapi karena krisis susah cari kerja.

Tony lalu bilang ini semua karena Amerika Serikat sama Cina ribut terus ‘money… money… money’.. inilah fakta nyata bahasa lapangan dari korban perang moneter The Fed (AS) dan PBC (Cina) yang sering saya tulis. Lucunya, dalam banyak kesempatan mereka terlihat tidak suka sama turis Cina dan di eropa US Dolar pun tidak disukai… segitunya deh :) 

Kalau buat Indonesia sih Rupiah kejepit ama semuanya, ya USD, ya Euro, ya Yuan … tapi, semua akan butuh kerja, ketika moneter sudah menyentuh pekerjaan di eropa sama dengan kalau perang moneter sudah nyentuh sembako, disitulah persoalan krisis beralih ke Politik… seperti impeachment yang dirasakan Bellouschoni dari kursi PM Italia kembali ke AC Milan :)

IMG_00000768

Sebelumnya elrizky.net

Teknokrasi, Politisi, dan Penumpang Gelap

Copy Protected by Chetans WP-Copyprotect.