Bolak-Balik Portpolio Asing-Rupiah dan Peta Jalan Permainan Bandarnomics US Dolar (2)

-Yanuar Rizky-
elrizkyNet, 29 Mei 2018:
Rupiah kemarin sore (28/5/2018) ditutup menguat ke zona 14 ribu di zona waktu WIB. Angka ini juga menjadi open position di jam 8 pagi zona waktu New York (jam 21 WIB). IHSG juga menembus kembali 6 ribuan.

Sudahkah ini jadi keseimgangan baru ke arah penguatan kembali? Bagi saya, untuk menjawab ini jangan sampai menyebabkan kita terjebak off side kepada terlalu senang berlebihan, sehingga terlena.

Karena, seperti sepak bola, soal stamina juga sangat menentukan. Fokus kepada permainan adalah kuncinya.

SmartSelect_20180529-065244_RTI Business

Kalau kita lihat saat pasar waktu New York baru dibuka bahkan Rupiah langsung menguat ke zona 13992.

Ada 2 kemungkinan, (1) BI menyuplai ke pasar uang dengan posisi di bawah harga pasar, ini yang awam mengenal intervensi pasar uang oleh BI; dan atau (2) Demand Rupiah memang naik.

Saya ingin membahas yang ke (2) dulu, ini bisa dibaca dengan penguatan IHSG sampai ke kisaran 6 ribuan.

Kenapa IHSG naik, tentu karena ada minat beli dari pemain dominan (bid inisiator) terhadap saham-saham di bursa efek Indonesia (IDX).

Apa kaitannya dengan Rupiah? Ya ada, asing sebagai bid inisiator membeli saham dalam Rupiah akan menyebabkan demand Rupiah naik, US Dolar nya ditukar untuk bayar saham yang dibelinya.

Kapan bayarnya? Di Bursa, ini dikenal dengan waktu penyelesaian transaksi (settlement), yaitu T+2 atau 2 hari setelah transaksi.

Jadi, transaksi beli saham oleh asing senin (28/5/2018) akan dibayar pada 2 hari berikilutnya. Tapi, karena selasa (29/5/2018) hari libur nasional, maka transaksi akan dibayar 3 hari berikutnya.

Ada juga istilah teknis cari untung di Bursa dengan arbitrase nilai tukar dan atau posisi short di saham dengan istilah T+, yaitu menyusun skenario netting antar hari memanfaatkan waktu settelement.

Itu kenapa OJK, berusaha terus menggeser waktu settlement menjadi lebih pendek. Di alhir tahun 2017, OJK menggeser untuk tahun 2018 dari T+3 ke T+2.

Ini juga intervening dari sisi kebijakan teknis untuk semakin mempersempit ruang cari untung dari memanfaatkan celah waktu antar pasar.

Dirut IDX, saya baca termasuk yang berteriak teriak atas lamanya cuti bersama yang berdampak libur di lebaran tahun ini.

Saya membacanya, memang jika ada libur di lokal dan di global tidak itu bisa memicu posisi short dari arbitrase antara saham dengan uangnya. Ini yang disebut pola T plus.

Jadi, seperti hari ini ada T+ karena libur sehari di lokal, harus menjadi alert untuk melihat juga pola penguatan ini bisa temporer dan juga memanfaatkan T plus libur.

Saya tentu, sering memantau data ini sejak lama. Tadinya, saya mau tampillan data-data lama soal T plus. Tapi, saya urungkan, karena tujuan saya menulis blog ini bukan usil tapi ingin sharing cara membaca dan membuat kita dewasa bukan apa-apa dibawa ke politik pencitraan.

Cara eforia ke pencitraan, saya pikir akan jadi jebakan off side bagi kita sendiri, siapapun yang jadi pilihan (idola) akan terjebak di lubang yang sama. Di sisi lain, menurut saya ini bahaya karena menjadi peluang untuk membuat bangsa ini mudah diadu domba karena misreading dari dunia misleading.

Kembali ke soalan demand Rupiah bisa naik di New York. Itu karena, asing membutuhkan Rupiah di hari Kamis untuk membayar aksi beli mereka di IDX.

Anda bisa bayangkan, mereka beli di kurs lebih rendah katakan saja 14 ribuan, tapi beberapa hari lalu aksi jualnya (ask inisiator) membuat mereka menukar Rupiah di Kurs katakan saja 14200.

Ya, ada selisih harga beli jual di sahamnya, tapi karena arbitrase dengan nilai kursnya. Secara agregat akan dapat selisih untung. Itungan soal ini sering saya tulis di kurun waktu ke belakang, saat ini saya tak mau mengulangnya.

Ini karena, fokus menulis saya kali ini lebih ke sharing bacaan. Disisi lain, kalau mau tau, ya anda harus ada tenaga dikit googling rekam digital saya dalam menghitung arbitrase antara saham dan valas di dompet asing.

Saya ingin mengatakan, seperti juga saya tulis di blog ini di awal bulan bulan ini (7/5/2018)
http://rizky.elrizky.net/catatan-pinggiran-saham-sun-rupiah-usdolar-stress-tes-ojk-dan-stabilitas

Bahwa asing itu kalau liat saham jual dan rupiah melemah, ya mereka belum kemana-mana. Mereka masih pakai barangnya untuk main ombak di US Dolar yang lagi hot. Saya katakan, nanti juga kuat lagi untuk melemah lagi, silih berganti sepanjang iklimnya masih short term belum ke keseimbangan midterm.

Atas dasar itu, jika demand Rupiah naik seperti pola di pasar valas New York hari ini. Alert, bahwa ini belum tentu ajeg karena sinyal midterm hilalnya belum terlihat.

Soal hilal ada dimana? Saya akan lanjutkan dalam tulisan berikutnya untuk meraba alasan (1) intervensi suplai valas oleh BI di pasar.

#enjoyAja,
Yanuar Rizky
-WNI biasa aja

Note: semoga bloging tulisan berikutnya juga bisa rilis cepat, karena izin mau olahraga dulu. Dimana, meski puasa sudah 3 tahun saya merasakan manfaat olahraga tetap dilakuka di pagi hari :)

Sebelumnya elrizky.net

Teknokrasi, Politisi, dan Penumpang Gelap

Copy Protected by Chetans WP-Copyprotect.