Tukang Bubur Ayam, Strategic Entrepreunership, dan Ekonomi Informal

Yanuar Rizky-
elrizkyNet, 27 oktober 2013:
Pagi-pagi makan bubur ayam di pelataran masjid dekat rumah… secara marketing, sukses itu lokasi, lokasi, dan lokasi…

Bapak ini memilih lokasi di Masjid yang setiap hari minggu ada kajian, sehingga ramai oleh banyak jamaah (yang relatif sudah berumur) untuk makan bubur… sehingga, di hari biasa pun bubur yang cuman gerobakan ini ramai… sampai sekarang ada meja dan kursi duduknya…

Dagang itu, lokasi yang juga dalam area jalan lalu lalang, dengan ramainya membuat banyak orang yang lewat pun berhenti.. bahkan, beberapa yang akan ke Gereja pun makan bubur dulu di area pelataran (luar) masjid ini..

Dalam teori ekonomi, dalam bahasa sederhana ‘ada gula ada semut’ selalu menghasilkan pesaing yang hadir di tempat yang sama. Begitu juga abang bubur ayam ini, di sisi lainnya ada yang dagang bubur ayam juga. Kenapa begitu?

Secara sederhana, (1) pesaing yang datang berikutnya berharap mendapat limpahan pelanggan yang tak tertangani dari antrian pedagang pendahulu yang sudah mengalami kelebihan permintaan; dan atau (2) terjadi proses kesalahan tujuan dari pelanggan baru yang dengar dari mulut ke mulut ada makanan enak di lokasi tersebut.

Kondisi yang sama, juga terjadi di tukang ketoprak yang dagang di malam hari yang tak jauh dari area tukang bubur ini. Ada ketoprak enak, ramai yang makan bermobil, bermotor di waktu-waktu pulang kerja. Disini pun sama, tak berapa lama muncul tukang ketoprak di lokasi berdekatan.

Perintis selalu tak kehilangan pasar, karena bergerak lebih dulu, sekaligus membuka lahan bagi pengusaha (pedagang) lainnya. Perintis akan menghadapi persaingan, tapi jangan dihindari karena itu alamiah. Loyalitas pelanggan, berikutnya bukan lagi lokasi, tapi mutu layanan (konsisten) dan inovasi dalam merespon pasar yang membesar itu sendiri. Bagi, pesaing yang muncul berikutnya, tentu tidak lebih mudah, karena perlu inovasi yang hebat lagi dari sekedar ‘cari limpahan’ dari pasarnya pesaing..

Coba tanya, tukang bubur, ketoprak, sate, siomay, bakso, dan sebagainya.. mereka hanya berpendidikan (rata-rata) tak lebih dari SD, tapi keberaniannya ‘berusaha’ dan percaya rejeki sudah diatur Allah asalkan berusaha.

Mereka juga bisa berilmu strategic management tanpa harus jadi MBA ataupun PhD :) mereka tau arti 3 L (Lokasi, Lokasi, dan Lokasi) dan masuk ke pasar yang sudah ‘over demand’ serta mengelola inovasi agar pasar dalam posisi ‘push suply factor’. Bahasa jelimet ala sekolah bisnis itu, akan dibahasakan mudah menjadi ‘dilakoni aja lah’ di kalangan pedagang informal ini.

Di sisi lain, inilah misteri Ekonomi Indonesia, karena kekuatan ekonomi bawah tanah, usaha informalnya besar. Disanalah, kenapa masyarakat tetap bisa hidup, meski tak teriak-teriak soal upah minimum. Sektor informal, dalam perkiraan mencapai 70% nilainya dari ekonomi formal.

Kok bisa segede itu? Saya saja menunggu bubur ini untuk kami sekeluarga selama 30 menit, yang datang bungkus dan makan ditempat banyak sekali.. dalam 30 menit pagi ini, saya hitung abang bubur sudah membungku sekitar 60 bungkus dan yang di lokasi ada sekitar 15 orang. Dia hanya bekerja berdua (suami – istri).

Kawan saya (kalau ini sih orang berpendidikan tinggi) yang mencoba buka lapak-lapak kuliner makanan ‘jalanan’ pernah bilang ke saya untung (marjin terbesar) dari dagangan adalah bubur ayam. Karena, beras sedikit bisa jadi banyak asal main di kaldu ayam agar tidak terlalu encer. Sementara kaldu, dari ayam yang direbus, ayam tanpa kaldunya di suwir2 jadi ayam… jeroannya jadi sate… kata kawan saya marjin sekitar 50%…

Artinya, Abang bubur ini pagi ini dalam 30-45 menit di lokasinya, sudah dapat untung Rp4000 dari harga Rp8000… dikali 80 maka untungnya dalam 30 menitan Rp.320.000… kalau semua konstan, dimana jam 8:30 sudah habis, maka 3 jam berdagang sudah dapat untung Bersih sehari Rp1,920juta.. belum dari satenya, dan teh botol…

itu jawabannya, dimana rejeki sudah ketemu jalannya maka selalu ada jalan. Dan, itulah ekonomi Indonesia, jalanan, dan sektor informal…

-elrizkyFamily, di pagi hari minggu di Kemanggisan

Sebelumnya elrizky.net

Teknokrasi, Politisi, dan Penumpang Gelap

Copy Protected by Chetans WP-Copyprotect.