UMP dalam Bahasa Supir

-Yanuar Rizky-
elrizkyNet, 2 November 2013:
UMP itu berlaku untuk buruh formal, bagaiaman buruh informal yang bekerja ke pribadi-pribadi seperti pembantu dan supir pribadi? Secara aturan hukum tidak berlaku..

Kawan saya orang Malaysia Menyatakan ketakjubannya di Jakarta level buruh menengah saja sudah pakai supir. Begitu juga, seorang kawan australia yang melihat di Indonesia tidak ada transportasi publik yang bagus, tapi gaji supir murah.

Saya kadang berpikir kenapa para supir tidak demo? Kalau dilihat kebanyakan dari mereka itu padahal kerjanya melebihi 40 jam seminggu.. kalau lembur itungannya kesepakatan dengan majikan. Pasar tenaga kerjanya, di supir gaji masih banyak dibawah UMP. Ada majikan yang berpikir karena dikasih uang makan setiap hari, kalau dijumlah sama dengan UMP

Saya menggaji supir saya dengan basis UMP utk bulanan, dan juga tetap kasih uang makan hariannya. Tahun lalu, ketika DKI ini menaikkan UMP ke Rp2,2Juta, gaji supir pribadi saya ini dinaikkaan juga. Dia menerima kenaikan yang besar (karena tahun lalu UMP naik besar2an) mengucapkan syukurnya.

Kemarin demo macet dimana-mana, sambil macet dia bilang UMP mau naik Rp3,7juta ya Pak? Saya bilang ya kita liat aja hasilnya, meski saya bilang ke dia (untuk pencerahannya) kalau tahun lalu itu naik tinggi karena sebelumnya yang disebut hidup Layak ada 44 komponen, di tahun lalu dijadikan 60 komponen.

Nah, dasarnya itu, kemarin pemprov DKI menginginkan 100% KHL karena selama ini tidak penuh ke KHL. Kalau sekarang tetap 60 komponen itu maunya pemerintah dan pengusaha, kalau serikat buruh maunya 80 komponen makanya jadi Rp3,7Juta. Dia bertanya ke saya, kalau buat orang usaha berat juga ya Pak mesti bayar segitu?

Ya, kalau usaha lagi bagus sih bisa aja, tapi saya pikir sih kalau digeneralisasi itu ‘berat’, sementara UMP berlaku umum. Tapi, saya bilang ke dia yang salah ya pemerintah juga, tidak bisa jaga stabilisasi harga.

Dia bilang, anehnya ya Pak, kalau angka survey itu dari 60 komponen hanya naik 10% tapi kenyataannya bisa kerasa lebih daari itu. Ya, karena yg dikonsumsi kamu belum tentu sama dengan 60 komponen itu. Oh iya juga, kata dia. Tentu, disini akan ada penjelasan gap analysis dari inflatoir dan kebijakan uang murah, yang tak mungkin saya jelaskan ke supir saya, bisa bingung dia :)

Lalu, saya bilang ya udah nanti gajimu naik sesuai putusan UMP. Dia bilang “terimakasih Pak, buat saya Alhamdulillah masih bisa kerja ama Bapak juga”… ujungnya, ya semua manusia mau buruh, majikan, birokrat dsbnya ini semua persoalan ‘bersyukur’ dan titik optimal mempertahankan bejana agar tidak terbalik…

Satu hal, kalau boleh perlakukanlah supir pribadi dan pembantu rumah Tangga ke dalam prinsip kerja, seperti bonus (jika laba), tunjangan THR, dstnya. Karena, mungkin yang buruh pun dalam skala kecil adalah majikan di rumahnya :)

(Catatan supir saya ini ikut saya udah lumayan lama, dia pernah mengalami saat usaha saya bangkrut, mengantar saya ketemu kanan kiri cari utangan untuk gajian, jadi ya rada-rada tau dinamika usaha itu juga tidak seserakah yang digambarkan kaum buruh)

Sisi lain, pernah pula kena macet ama pembangunan MRT, dan ya ngobrol-ngobrol parkir naik banyak. Saya bilang ke dia, itu nanti kalau ada transportasi publik orang akan dibuat ngak pakai mobil lagi. Supir saya bilang kalau ngak pakai mobil lagi supir-supir kerja apa Pak? Emang sih supir busway 7,5 juta suka jadi obrolan supir-supir tapi kan sedikit aja… saya bilang ya kerja sih ada aja lah… tapi struktur industri informal seperti supir ini memang sedikit yang memikirkan, saya juga mikiriya juga ya kalau transportasi publik jadi mereka kerja apa?

-yanuar Rizky, pernah menjadi Presiden Federasi Serikat Pekerja/Buruh Nasional, saat ini lebih fokus mengurus usaha (alias pengusaha)

Sebelumnya elrizky.net

Teknokrasi, Politisi, dan Penumpang Gelap

Copy Protected by Chetans WP-Copyprotect.