Analisa Terbuka untuk Pemimpi(n) Negeri: Pesan Pasar Soal Politik-Ekonomi

-Yanuar Rizky-
elrizkyNet, 11 Oktober 2014:
Dalam sebuah wawancara (taping) dengan metroTV soal ‘rupiah dan politik yang gaduh’…

Saya katakan variabel pelemahan Rupiah, harus diliat dulu dari uang beredar (follow the money) darisana baru bisa dipetakan siapa yang pegang kendali, termasuk soal isu…

Saya juga mengatakan, coba kita cek, waktu pemerintahan SBY dihantam sama Century, ama Koalisinya sendiri juga dihantam… bising sekali, tapi kenapa Rupiah menguat terus dan IHSG naik terus?

Saya katakan karena pada waktu itu sejak Maret 2009, ada kebijakan The Fed: (1) menurunkan terus bunga Fed rate; (2) mendorong ‘monetary trading gain’ dengan guyur uang via Quantitave Easing (QE)

Jadi, penguatan saat itu ya karena ada policy dari eksternal yg kondusif untuk uang beredar USD ke pasar Rupiah (menguat) via instrumen pasar keuangan..

Lalu, saya katakan sejak akhir 2011 perdebatan di Kongres AS dengan The Fed dan Menkeu AS adalah ‘Kapan QE dihentikan”, sejak itu di awal 2012 ada sinyal dari Bernanke (Chairman Fed waktu itu) akan segera dilakukan… kalau dilihat disanalah Rupiah mulai melemah lagi…

Sekarang, ayo kita amati lebih dalam, di akhir semester 1 tahun lalu (2013), FOMC The Fed sudah voting (silahkan liat tulisan-tulisan lama saya di blog ini) itu sudah sangat jelas, bahwa suku bunga Fed akan naik mulai Januari 2015 setelah tapering off sampai ke nol dilakukn terlebih dahulu.

JADI, ada faktor uang beredar global dibalik arahnya, yaitu (1) uang QE semakin dikurangi, dan udah selesai, tapering off; (2) suku bunga akan kembali naik.

Saya katakan jika dulu lagi berisik sama Century ada yg bilang “pasar sudah dewasa imun dari politik”, apakah sekarang pasar menjadi anak-anak lagi, karena gaduh parlemen direspon berbeda?

Saya katakan, sebagai analis yang mengamati ini hari ke hari, saya menolak hal itu! Karena, kalau itu dipaksakan artinya kita memang tak pernah punya strategi sebagai bangsa, selain alsani (alasan sana sini).

Saya berkeyakinan bahwa ini faktor utamanya adalah dari kebijakan uang beredar Global yang jadi sumber pertumbuhan dan penguatan Rupiah bukan karena aksi kita, tapi aksi negara maju. Maka, konteksnya hari ini uang yang sama itulah yang harus dilihat yang punya lagi mau apa? Jelas polanya, lagi mau balik lagi (rebalancing).

Lalu, saya ditanya apakah gaduh politik tak ada pengaruh? Saya jawab jelas ada pengaruhnya, tapi bukan pemicu. Dan, saya katakan pendapat saya konsolidasi politik (eksekutif-parlemen dan juga otoritas moneter dan pemda) dibutuhkan untuk menentukan ‘aksi’ sebagai respon terhadap aksi balik yang dilakukan negara maju.

Pak Presiden terpilih Joko Widodo, Pak Ketua DPR Setya Novanto, Pak Ketua DPD Irman Gusman dan Pak Ketua MPR Zulkifli Hasan yang semalam beri sinyal kompak:

Pesan pasar sederhana, era kepemimpinan bangsa di masa anda berbeda dengan era SBY. Saat itu, di 2009 kita dalam posisi kondusif karena angin global terasa sejuk ke negara berkembang. Tapi, mohon maaf saat sejuk pun kita lupa membangun akar fundamental pohon ekonomi NKRI.

Sehingga, anda sekarang mewarisi kondisi uang beredar yang didominasi oleh kebijakan dari negara maju (asing). Suka tidak suka, anda kompak bukan untuk sekejap mempengaruhi sentinmen pasar.

Pesan sentimen pasar sudah cukup jelas mereka merespon arah kebijakan rebalancing yang dimotori The Fed. Yang harus anda lakukan dalam jangka pendek adalah langkah antisipasi mencegah pemburukannya menjadi lebih buruk, disanalah anda semua bertanggungjawab kolektif untuk kompak menetapkan politik ekonomi kawan bersama kita sebagai bangsa adalah ‘bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh’.

Karena kita menganut Presidensial, Pak Jokowi sebagai Presiden terpilih, maka 20 Oktober 2014 insya Allah anda adalah Kepala Negara kami. Izinkan saya yang tak kenal Bapak menyampaikan kritik, karena teman yang baik dari pujian adalah kritik.

Saya rasa Bapak Jokowi kemarin emosional tak terkendali, dengan menyatakan pelemahan Rupiah karena kegaduhan politik. Mohon maaf, saya analis bukan politisi, dari amatan saya Bapak salah, karena global pun melemah semua, serta uraian amatan uang beredar yang saya kemukakan di atas. Kalau salah menilai, maka akan sulit juga menyelesaikan akar masalahnya.

Pak Jokowi, tapi saya senang liat foto Bapak dengan pimpinan DPR, MPR dan DPD semalam. Ini yang dibutuhkan Pak, anda harus menjalankan ‘politik meja makan’ untuk mencari soliditas, konsolidasi politik untuk paket aksi-aksi antisipasi kita untuk mengurangi dampak negatif yang lebih buruk dari pola rebalancing uang beredar global yang sudah terlanjur ada dalam darah ekonomi kita.

Ini tidak mudah, karena era anda memang tidak mudah. Bahkan, saya katakan kalaupun SBY lagi yang namanya rebalancing tetap akan negatif tak sebaik di 2009. Ini agar fair, bahwa yang lama pun berkontribusi terhadap hal-hal problem mendasar.

Ayo kompak, bukan untuk kirim sinyal sentimen ke pasar. TAPI, agar kita dipimpin secara efektif, efisien dan ekonomis dalam mencegah pemburukan pasar lebih buruk lagi karena kita terjebak ‘divide et impera’ via mekanisme bandarnomics di global market.

Selamat bekerja Bapak-Bapak….. saya rakyat biasa hanya bisa bicara seperti ini… kurang dan lebih namanya juga pikiran bisa setuju bisa tidak, #enjoyAja

-yanuar Rizky, WNI biasa aja, Analis (Chairman BIG: Bejana Investidata Globalindo)

Sebelumnya elrizky.net

Teknokrasi, Politisi, dan Penumpang Gelap

Copy Protected by Chetans WP-Copyprotect.