[bunga rampai diskusi fesbuker] Pakai Rupiah…

-Yanuar Rizky-

status Facebook, 30 Juli 2015: Dalam sebuah forum yang saya ikuti, BI menjelaskan bahwa Kebijakan penggunaan transaksi dalam Rupiah di wilayah NKRI adalah simbol kedaulatan yang diatur dalam UU tentang mata uang tahun 2011.
Soal kedaulatan, tidak ada yang perlu kita perdebatkan, itu mutlak! Lalu, seperti layaknya sebuah kebijakan, diutarakan juga riset urgensi pelaksanaan pasal tersebut.

Digambarkan, sebuah rantai dari importir bahan dasar yang bertransaksi US Dolar. Ini tidak dilarang karena transaksi memasukan barang impor. TAPI, begitu si importir mengolah lagi dan atau menjual langsung di wilayah NKRI itu harus Rupiah..

Yang menarik, peserta di forum itu ada yang bertanya membeli sumber energi dari perusahaan lokal di wilayah NKRI kenapa masih US Dolar? Dijawab ada beberapa transaksi yang diajukan ke BI dan dikecualikan…

Saya lalu ikutan komentar, dalam forum itu saya bilang kalau fokusnya mencegah MLM (Multi Level ‘Money Printing’) serta mencegah dampak beruntun inflasi dikarenakan kurs, harusnya tegas dan konsisten hanya di tier 1 (importir langsung) saja USD nya, dan akan lebih bagus pola operasi pasar terbuka valas utk cegah inflasi diatasi di tier 1 akan lebih terukur.

Ya tidak ada kesimpulan, namanya juga sebuah forum.. tapi inilah masalah kita, yang perlu fokus ke aksi dan sinergi bersama ‪#‎enjoyAja‬

——–

65 Likes14 Comments1 Share
Like Comment Share
Tikatea Gheuningan, Saptono Istiawan, Kus Arsono and 62 others like this.
1 share

Andi Hakim banyak proyeker energi tahan diri untuk pinjam dana dlm dolar, karena profitnya rupiah dan bayarnya harus hedging 10% profit plus 10% interest, jadi ragu2 dengan kebijakan ini. Bisa difahami itu pertanyaan peserta yang membeli energi harus dalam dollar…See More
August 4 at 7:37am · Like

Ferdinand Likumahwa Jujurnya kan ada beberapa pihak yang terlalu besar untuk BI kontrol atau tindak
August 4 at 7:37am · Like · 1

Saeful Uyun loss gain tempat saya bekerja nembus 500 juta bulan juli ini, karena konversi ke rupiah, eksport turun, padahal bahan baku beli pakai dolar, heuuuuuu, maaf jadi curcol pak yanuar, padahal BI sekarang jadi bandar

http://finansial.bisnis.com/…/untung-besar-transaksi…

UNTUNG BESAR TRANSAKSI VALAS: Integritas BI Dipertanyakan | Finansial -…
FINANSIAL.BISNIS.COM|BY BIG MEDIA
August 4 at 7:40am · Edited · Like · 2 · Remove Preview

Surya M P Perlu tenaga luar biasa untuk menaikkan nilai tukar, himbauan transaksi dengan rupiah di pasar dalam negeri berapa persen pengaruhnya? Tidak cukup hanya itu saja, tetapi kemauan dan kerja keras pemerintah mendorong proyek padat karya, bukan hanya berfokus pada proyek infrastruktur yang padat modal.
August 4 at 12:36pm · Like

Yanuar Rizky Tidak akan ada pengaruhnya, krn harga (kurs) ini lebih diakibatkan faktor carry trade kebijakan bank sentral negara maju di stadion negara berkembang, KECUALI otoritas di negara berkembang menutup ruang carry trade itu (rezim kontrol devisa).. tapi kit…See More
August 4 at 12:58pm · Like · 3

Cinta Malam Ginting i think it’s the maximum they can do om yanuar, i’m not going to make a bit noise of that either
August 4 at 1:04pm · Unlike · 2

Yanuar Rizky Soal laba kebijakan moneter.. yang disampaikan dalam tautan berita oleh komen mas Saeful Uyun..

Gini, BI itu tentu menyerap juga valas di level tertentu… sekarang gini, kalau katakan saja BI pakai kebijakan akuntansi harga perolehan rata2 nisalnya…..See More
August 4 at 1:20pm · Like · 6

Surya M P nah itu pak genuin gagasannya… pemerintah dan BI belum ada kepaduan, sepertinya dialog mereka masih searah… akibatnya jadi menggarami air laut.. bukan kah BI beberapa bulan lalu sudah memberi sinyal agar pemerintah dapat bekerjasama dengan BI….
August 4 at 1:28pm · Like · 1

Dedi Nest Nugraha Perusahaan lokal yg main di energi (punya) siapa sih? Kok kelihatannya gak kompak/ sinergi ya…. he..he… Kelihatannya percuma saja kebijakan moneternya hati2 n ketat, kalo gak didukung kebijakan fiskal…
August 4 at 3:27pm · Like

Ahmad Nizar Sebagai salah satu mata rantai perdagangan khususnya ekspor-impor, layak nggak importir dan ekportir dikenakan tarif dalam USD untuk jasa kapal dan bongkar/muat di pelabuhan? Ini masih 1 tier yg bung Yanuar maksud?
August 4 at 4:12pm · Like

Yanuar Rizky Oh ngak yang dimaksud oleh BI sih tier 1 itu yg transaksi LC dgn lawan importir, nah kalau bongkar muat sih logika yg disampaikan kebijakan sih hrsnya Rupiah krn sdh di NKRI… tapi saya ngak tahu juga, krn saya bukan org BI haha… tapi seingat saya yg di slide sih contohnya LC impor/ekspor dgn lawannya di luar
August 4 at 4:15pm · Like · 1

Agus Nizami Kenakan saja pajak Dollar pak. Penjual yang jual pakai dollar di Indonesia, kena pajak dolar 10%. Biar nyaho… smile emoticon
August 4 at 4:24pm · Like

Agus Nizami Pemerintah juga harus mengutamakan produk dalam negeri. Masak beli 2250 bis transjakarta dari Scania Swedia seharga @Rp 5,8 juta. Padahal di Indonesia ada bis buatan dalam negeri seperti dari INKA, Hino, dan Mercy. Ini bisa menghemat valas
August 4 at 4:26pm · Edited · Like

Ahmad Nizar Jika pengguna jasa pelabuhan punya uangnya dolar harus ditukarkan rupiah untuk transaksi , sebaliknya operator pelabuhan sbg penerima rupiah terpaksa harus menukarkan menjadi dolar lagi, karena investasi sebagian besar dalam USD, siapa yg diuntungkan? Dan, apakah cukup signifikan dampaknya jika total jasa pelabuhan untuk seluruh Indonesia dgn USD setara 7T rupiah ? Tks
August 4 at 4:39pm · Edited · Like

Sebelumnya elrizky.net

Teknokrasi, Politisi, dan Penumpang Gelap

Copy Protected by Chetans WP-Copyprotect.