[bunga rampai diskusi fesbuker] Sinyal Neraca Perdagangan

-Yanuar Rizky-

status Facebook, 18 Agustus 2015: Neraca Perdagangan Surplus terbesar sejak 2014, tapi ekspor anjlok tajam tajam…
Artinya, kalau ekspor anjlok tapi surplus naik, maka impornya juga amblas… Ini, sesuatu yang serius terkait daya kerja sekaligus daya beli…
Kalau anda berbisnis, anda akan tau persoalan besarnya ada di Harga Pokok, jangankan marjin, tanpa marjin pun yang beli ngak ada karena kemahalan..

Gini, harga pokok dihitung dari Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja + Biaya Proses (pabrikasi) …
Harga pokok ditambah marjin, itulah harga pokok penjualan yang ada di konsumen..

Kalau harga naik, dan konsumen tidak beli ya ngak laku lah, mulailah rasional pengusaha ya kurangi produksi agar biaya pabrik dan bahan baku gerogoti rekening modal, karena pendapatan tidak ada barang kemahalan ngak laku…

Itu yang menjelaskan impor turun, karena suka tidak suka struktur ekonomi kita di hilir berasal dari bahan baku impor.. rupiah nyungsep konsumen tiarap, berhenti produksi.. ini kan gawat kalau terlalu lama, overhead menganggur (biaya tenaga kerja) dipangkas, paling manis dirumahkan dan paling pahit di PHK..

Peluang ekspor di hilir, karena kurs rupiah jatuh harusnya kalau di pasar internasional barang kita laku.. cilakanya ekspor kita kan komoditas primer yang hancur lebur karena harga hancur.. terutama batubara..

Kadang saya berpikir, kalau kita ngak punya kemampuan teknologi untuk hasilkan energi murah seperti shale gas.. kenapa ngak dipakai aja itu batubara untuk konsumsi dalam negeri, Gasifikasi, untuk listrik dan juga pupuk smile emoticon … jadi, fokus ke mengurangi bahan baku primer (energi) dari barang impor, tapi dari olahan yang kita punya.. ini yang disebut industrialisasi….

Kadang juga saya terpikir, kenapa tidak mulai energi primer dari sampah atau daun-daun di kebon-kebon, Gasifikasi Organik.. jadi listrik dapat pasokan dari dalam, gasifikasi batubara dan organik.. kontribusi ini kan akan kurangi Harga Pokok di Proses Produksi, sehingga HPPenjualan bisa dibeli karena menekan overhead di hulu dan biaya pabrik..
Tapi, ya sudahlah, kata Imam Ghazali “kalau kau bukan anak raja dan ulama besar, maka menulislah”.. ya ini cuman status dari pikiran yang terlintas, jadi ‪#‎enjoyAja‬ menuliskan yang terpikir daripada jadi jerawat smile emoticon
214 Likes36 Comments32 Shares
Like Comment Share
Hari Nurrohman, Ardlina Virdewis, Budianto Surbakti and 211 others like this.
32 shares

=========

Ayu P Guritno Jhonson Sitanggang
August 18 at 5:43pm · Like

Purnomo Adi Sinau maning
August 18 at 5:44pm · Like

Arfandi Rahman Kenapa ya Pak Yanuar Rizky…? kita seakan tak mampu sampai ke hal yg kelihatan sangat simpel dan bs dilakukan…
August 18 at 5:45pm · Like

Yanuar Rizky Saya liat kita bangsa yang tidak terlatih berpikir di proses… kita terlalu senang di hulu langsung jadi duit.. atau di hilir langsung jadi duit.. padahal proses itu adalah pohon duit.. mungkin gitu ya kita senangnya itu bicara yg instan atau mimpi2 besar hehe
August 18 at 5:47pm · Like · 11

Andi Hakim kalau kau bukan politisi atau birokrat daftarlah gojeg, he he he: Gojeg, mengatasi krisis tanpa isin
August 18 at 5:48pm · Like · 3

Yanuar Rizky Wuakakakaka… dalam macet di senayan city, supir saya nanya Pak itu spanduk grab gajinya sampai segitu… terus kemaren gojek rame… emang bisnis ojek banyak ya Pak untungnya sampai bisa ngegaji segitu… dia bilang ke saya, kenapa Bapak ngak bisnis Ojek aja… apa gak ilfeel tuh masBro Andi Hakim?
August 18 at 5:51pm · Like · 2

Iwan Safari Yang bikin lebih bingung tuh mas, kita sebetulnya tahu masalah yg ada dan jalan keluarnya dari dulu. Tapi kok ya tiap tahun tetap saja kayak begini terus kondisinya?
August 18 at 5:54pm · Like

Andi Hakim he he he sudah disuvery random, para gojekers dan kompetitornya grabekers tidak tahu siapa rekan mereka yang disebutkan bergaji 5 juta kalau santai dan 10 juta jika rajin sesuai bunyi spanduknya di Depok. Jadi, mereka yang dulunya di kelas suka ambil tempat duduk paling belakang bilang; “Saya mau daftar gojeg ya karena mau dapet yg 5 juta saja Pak, kerjanya santai…? ha ha ha
August 18 at 5:55pm · Unlike · 1

Arfandi Rahman Setuju pak Yanuar Yanuar Rizky.. sudah saatnyaemerintah merevolusi mentalnya, terutama para eselon II keatas… mereka hanya bekerja rutin dan Presiden harus paham vIsi itu bukan mimpi saat tidur tapi realita yg harus dihadapi…
August 18 at 5:59pm · Like

Arifin Pribadi Agus Karsono Menekan import itu agenda pemerintah, krn eksport yg jeblok dan saya rasa diluar daya beli saya tetap apresiasi surplus ini…
August 18 at 5:59pm · Like · 1

Yanuar Rizky Apresiasi boleh2 aja.. tapi, kalau buat pebisnis sektor riil dari yang saya rasakan dan ngobrol dgn teman senasib semua udah pusiiing, dan yg ada “lu ada financing ngak?, gw pinjem deh bakalan gajian anak2″… tapi kalau yang di sektor finansial, ya semua ini kan tergantung posisi ada dimana.. yg bisa cross selling masih OK lah, yang ngak bisa ya nasib.. ini realita, bukan soal rezim .. karena ini persoalan sehari2 diluar sana smile emoticon
August 18 at 6:03pm · Like · 7

Arifin Pribadi Agus Karsono Kl sulit mungkin sudah dr Januari Pak…itu nyata….tp kan seperti yg anda bilang diatas, skrg sedang diusahakan ada perubahan struktur ekonomi , visi yg bagus, tp duitnya nggak bisa dipaben cepat, ya berdoa saja rakyat dan pengusaha nggak keburu mati menunggu waktunya memanwn dr program ekonomi pemerintah
August 18 at 6:08pm · Like

Saeful Uyun Tapi adanyamg bangga dengan surrplus, bahkan ini diklaim keberhasilan
August 18 at 6:10pm · Like

Yanuar Rizky Kalau yg saya lihat nekan impor sbg program tanpa ada solusi bahan baku alternatif itu prosesnya akan berhenti… kalau terlalu lama begini, suka tidak suka pilihannya paling manis dirumahkan dan paling pahit PHK.. kebijakan ini kalau anda yakini pilihan, maka saya Amin aja semoga Bahan Baku Alternatif dan inefisiensi biaya pabrik listrik dan energi segera ada solusinya…
August 18 at 6:10pm · Like · 8

Yudi Idhay Wahyudi Ekspor hasil laut yg banyak pak?hehhe
August 18 at 6:25pm · Like

Berlianto Airlangga Rumit ah… #ramikir

Begini salah, begitu salah. Nyinyir
August 18 at 6:26pm · Like

Ganjar Nugraha Tambah lagi biaya operasional/distribusi, tambah pajak pula… Untuk biomass sebenarnya sudah banyak dilakukan oleh peneliti, tapi penggunaan masal oleh masyarakat dan dunia usaha dari pemerintah sama sekali tidak ada dukungan
August 18 at 6:37pm · Unlike · 1

Basuki Rahmat Ijin copas ya mas Yanuar Rizky
August 18 at 6:38pm · Like

Dody Ardiansyah Smoga masih ada waktu dan kesadaran utk memperbaikinya mas….
August 18 at 6:42pm · Like

Teddy Lesmana Menulis seperti pengamat kebijakan publik Mang Andi Hakim. Dibisikin ke Rakabuming atau Puan bisa kan?
August 18 at 6:46pm · Like

Jhonson Sitanggang · 2 mutual friends
Surplus yg menyedihkan…
August 18 at 6:47pm · Like

Dodi Amijaya pak, kalau pemerintah peduli..banyak tambang rakyat yang hebat dan pengalaman..hanya butuh pendampingan dan peralatan..
negara kita kaya pak, fakta tambang rakyat ada yg menggunakan uranium seberat 1 gram, metalurgi..utk mengolah hematite..mendapatkan …See More
August 18 at 6:52pm · Like · 4

Nugroho Pitoyo · 3 mutual friends
Sependapat dengan “proses” yg kurang digarap Pak Yanuar, berfikirnya secara mudah saja, dari pada nanam atau ngolah, mending ngimpor atau ngekspor apa adanya aja, lebih mudah ngitung untungnya (tinggal ngaliin perbiji untungnya) dari pada nanam atau ng…See More
August 18 at 6:55pm · Like

Nugroho Pitoyo · 3 mutual friends
Jangan lupain jg biaya siluman
August 18 at 6:55pm · Like

Iqbal Harahap Agribisnis.. seperti industri pengolahan beras..khususnya yg skala kecil dan menengah masih pakai mesin diesel dalam menggerakkan mesinnya.. mau urus listrik susahnya dan ribetnya minta ampun.. dan amat sangat mahal..
Coba PLN turun kelapangan kasi kemudaham buat indsutri “terpilih”… pasti menguntungkan buat pengusaha..
August 18 at 7:19pm · Like

Yanuar Rizky Iya Pak, saya ini bukan orang pertanian haha.. tapi dalam 2 bulan ini saya rapat2 terkait pertanian… ilmu baru bagi saya hehe

Jadi, ada data produksi Gabah kita ini lebih besar dari Vietnam, tapi barang akhirnya itu beras dari Vietnam lebih besar, sehingga kita malah impor beras juga dari Vietnam..

Ternyata, kuncinya itu di proses gabah dari teknologi giling itu.. jadi ada mesin yang bisa membuat gabah yang jelek kadar airnya bisa dipilah.. bahkan menjadi beras premium..

Jadi, kesimpulan sementara saya ada bias data gabah dan beras yang jadi kunci sering ributnya soal impor..

Jadi, sekali lagi kunci nya di proses (pabrik) dan itu butuh mesin yg bagus dan juga energi listrik yang juga murah, kalau mahal ya lebih murah yg impor deh ..

Kalau saya liat ini kenapa jadi mahal di PLN krn Gas itu harganya US Dolar, jadi bahan baku pembangkit banyak dari Gas.. makanya, di status saya berpikir kenapa batubara yg nyungsep dan sampah (biomass) yg banyak ngak didorong jadi Gasifikasi agar biaya listrik imun dari US Dolar.. biaya overhead kan turun smile emoticon
August 18 at 7:26pm · Like · 3

Iqbal Harahap Teknologi Rice Mile Unit vietnam secara umum memang jauh lebih terdistribusi secara luas kepada pelaku industri penggilingan padi
Mereka juga punya merek sendiri seperti Buivango yg adopsi/belajar dari eropa
Sementara kita belum terdistribusi secara lu…See More
August 18 at 7:35pm · Unlike · 4

Adi Hadi kalo bukan mafia ya sudahlah, menulis saja
August 18 at 8:21pm · Like

I-one Budhiarta Mas Yanuar Rizky…sudah ada beberapa praktisi pasar modal yang beralih ke green investment…
August 18 at 9:29pm · Like

Yopie Kosasih mungkin bikinnya ga/ blm bisa. konversi energi alternatif begitu kan memerlukan skill/ expertise tertentu juga. ujung2nya mesti “impor” juga (e.g. skill/ expertise). Jd sama mahalnya, mgkn itu sebabnya (bknnya tdk pernah terpikir, yapi jd tdk ekonomis andai dilakukan) tdk diexercise smile emoticon *i’m definitely could totally be wrong tongue emoticon
August 18 at 10:14pm · Like

Andrew Cahyo Adhi sharing tg gasifikasi. mayoritas batubara kita adlh lignite (batu bara muda). tekno gasifikasi utk batu lignite skala kecil, didunia ini setahu sy cuma ada bbrp pabrikan yg bisa buat dan mahal. utk skala besar, dg biaya invest min 500 juta usd, lbh bny…See More
August 18 at 11:30pm · Like · 1

Mulyadi Adi tenang…dananya ada anggarannya jga ada
August 19 at 6:25am · Like

Yanuar Rizky Andrew Cahyo Adhi pasti butuh biaya.. memangnya shale gas di Amerika Serikat keluar gitu aja? .. ngak lah riset teknologi untuk memeotong perut bumi agar keluar serpihan kan udah dari zaman Bush…

Lalu dalam anggaran Obama diberi insentif ke energi altetnatif dalam postur fiskal AS.. hasilnya tahun 2012 yg namanya shale gas muncul dan membuat surplus rekening migas AS dgn tambahan yg masif dari shale gas..

Itu semua duit lah, tapi dari koboy paman sam kita belajar fokus belanja ke yang penting dan juga genting, just do it kayak iklan sepatunya smile emoticon
August 19 at 6:31am · Like · 3

Andrew Cahyo Adhi energi alternatif di indonesia hanya sebatas ambisi dan topik ngobrol hangat, pemerintah terlalu takut membahas yg namanya biaya total energi alternatif
August 19 at 6:34am · Like

Arifin Pribadi Agus Karsono Gasifikasi baru mulai itupun maju mundur ….ya berdoa saja panen visi ekonomi JKW dapat indah tepat pada waktunya…bukan indah pada waktunya nggak jelas kapan …
August 19 at 7:10am · Like

Prasetyo Sunaryo Sunaryo Para elit ada kesulitan menahami, bahwa “politisasi energi” pada akhirnya akan berdampak pada kinerja ekonomi. Jepang, Korea yg ndak punya energi ndak pernah ada problem keruwetan kenaikan-penurunan harga energi, krn sangat memahami apa itu “fungsi energi”,, yaitu fungsi ‘enabler’,,,,
August 19 at 11:52am · Like

Sebelumnya elrizky.net

Teknokrasi, Politisi, dan Penumpang Gelap

Copy Protected by Chetans WP-Copyprotect.