[bunga rampai diskusi fesbuker] Strategi Internasionalisasi Melalui Pendidikan

-Yanuar Rizky-

status Facebook, 24 Juli 2015: NUS (National University of Singapore), berada dalam radar peringkat Top 20 World Class University. Dari dunia yang sering interaksi dalam kehidupan globalisme (kapitalisme) dunia, yaitu alumni Top Business School (sekolah bisnis), NUS menempati peringkat 11 di dunia. Untuk Asia tentu saja peringkat 1.
Ini rating yang menunjukan NUS Business School ada di peringkat 11 dunia http://www.topuniversities.com/…/business-management-studie…
Luar biasa juga, di atas NUS dalam 10 besar adalah sekolah-sekolah tua dan memang terkenal di dunia bisnis yang berada di Inggris dan Amerika Serikat, kemudian NUS dari negara kecil yang hanya seluas 1 propinsi aja di Indonesia, dengan usia kemerdekaan lebih muda dari Indonesia masuk menyodok ke peringkat 11.

Bahkan, universitas di Australia yang konon menjadi kiblat banyak sekolah (alumni) dari Indonesia pun masih di bawah NUS. Juga, Jepang yang lebih kuat dikenal sebagai “saudara tua” modernisasi di Asia telah mereka lewati.
Dalam rasa penasaran, saya mencari tahu apa sebab dan strategi NUS ini. Saya mendapatkan jawabannya karena memang ini strategi negara, yang juga integral dengan strategi internasionalisasi negara ini di dunia, melalui ekspansi BUMN nya (Temasek) sebagai alat kapitalisasi perusahaan multinasional (MNC) di peta bisnis global.

Di NUS, strategi rekrutmen mahasiswa baru dirubah, orang lokal Singapura hanya 30% kuota dan 70% kuota adalah untuk mahasiswa dari lintas negara (international student).

Mereka menerapkan kebijakan subsidi pendidikan sebesar 60% justru untuk mahasiswa dari negara lain. Bahkan, kalau Top Student subsidinya 100%.

Disini strateginya, subsidi itu harus dibayar ketika lulus S1 di NUS dengan bekerja selama 3 tahun di perusahaan Singapore (Temasek) yang menyebar di banyak lini dan di banyak negara. Jadi, mereka menerapkan strategi bahwa setiap pemain kunci dari banyak Warga Negara di banyak bisnis lintas negara adalah basis perusahaan Singapura dan atau alumni dari NUS dan Temasek pada saatnya.

Ini bukan strategi yang baru, karena London School of Economics (LSE) atau Harvard menjadi kuat (secara persepsi) karena internasionalisi bisnis dunia (kapitalis) memang digawangi eksekutif alumni universitas itu.

Jadi, kalau era di Indonesia (juga mungkin era saya) itu bersaing jadi alumni universitas negeri tertentu, karena persepsinya masih dalam kacamata rebutan pengaruh di negeri sendiri yang dikuasai jaringan alumni PTN. Berbeda dengan Singapura, mereka justru menekan kuota warga negaranya guna mencapai mimpi mereka dari negara kecil tapi jaringan pengaruhnya di internasional.

Strategi serupa juga banyak dilalukan agresif oleh Australia dengan memberi banyak bea siswa sekolah lanjutan ke Indonesia. Tapi, bagi saya menariknya positioning NUS sinergi dengan Temasek justru mendorong rating universitas itu ke peringkat 11.

Sungguh, tantangan generasi mendatang (anak-cucu kita haha) dimensinya berbeda, terlebih internasionalisasi, berupa penguasaan sumber daya lintas negara (liberalisasi) sudah kita rasakan di negeri kita ini…
Lokalisasi telah usang, bahkan di ASEAN kita berhadapan dengan negara kecil yang menjaring networking internasionalisasi melalui anggaran negaranya (fiskal dan atau uang BUMN) untuk menguasai persaingan dunia yang rusuh ini….

itu semua duniawi, kalau pakai aturan spiritual “berusahalah yang terbaik, biar hasil itu diatur Allah” .. hanya saja akarnya adalah “berusahalah”, disitulah strategi menentukan smile emoticon ‪#‎enjoyAja‬
Catatan ringan lainnya: di NUS nama gedungnya dinamai “Muchtar Riyadi” yang berarti gedung itu donasi dari beliau yang terkenal berbisnis di Indonesia dengan bendera “Lippo Grup”.. jadi, perahu ini ada juga lah dibiayai bisnis konglomerasi dari Indonesia wuakaka…

—-

Like Comment Share
Indra Sinulingga, Mukti Ali Febriyanto, Asrianty Purwantini and 80 others like this.
16 shares

Rahma Rais Globalisasi dan liberalisasi tanpa jarak dan ruang antar negara. Menembus bisnis tersebut harus menjadi visi Indonesia ke depan.
July 24 at 6:39am · Like

Safrin Maruli Simarmata Nice share
July 24 at 6:44am · Like

Wilopo menarik kang…ijen share ya
July 24 at 7:01am · Like · 1

Siti Elisyah Om. Yanuar….ijin share ya….
July 24 at 7:29am · Like

Yanuar Rizky Silahkan aja sih kalau mau share hehe… tapi saya liat yg udah share yg ke share hanya link nya aja, itu soal teknologi fesbuk kali… jadi kalau mau share cerita kecilnya ya monggo aja tapi saya tidak tau teknologinya gimana di fesbuk agar tdk hanya link nya aja yg ke share smile emoticon .. monggo.. mangga aja mau share kalau bermanfaat sbg sharing smile emoticon
July 24 at 7:31am · Like · 2

Andi Hakim di Bukit Timah nama gedungnya Oei Tiong Ham, salah satu pengusaha pribumi indonesia yang modalin terbentuknya negara Singapura. Sebetulnya strategi 30:70, bagi singaporean dan sisanya dari luar bukan dibiayai Temasek. Sekolah di singapur ini dari awal …See More
July 24 at 7:41am · Like

Yanuar Rizky Tapi, saya tanya mang Andi, dia bilang hrs kerja 3th di Temasek.. kalau temasek ngak keluar duit tapi mengikat semua internasional student alumni S1 di NUS mampir dulu ke mereka ya itulah hebatnya kapitalisme kan, dpt sumber daya pakai duit orang smile emoticon

S…See More
July 24 at 7:48am · Like · 4

Andi Hakim ya Mang, sebetulnya ga mengikat juga tapi nama program kuliah itu adalah attachment, atau magang. Dimana mereka akan menunjuk dosen sebagai mentor dimana student nanti memilih lembaga2 bisnis, pemerintahan maupun service affiliated to Sing govt. Di tem…See More
July 24 at 7:56am · Edited · Unlike · 3

Iwan Safari Menarik nih mas Rizky, ijin share ya
July 24 at 8:06am · Like

Prasetyo Sunaryo Sunaryo Praktek demokrasi Indonesia yg telah direduksi menjadi sekedar pil2-an (pilkada, pileg dll.,), menjadi mustahil menggariskan suatu strategi, apalagi meng-implementasikannya, maka bisa kita amati : negara demokrasi ketiga di dunia tanpa punya strategi apapun,,,,,
July 24 at 8:11am · Like · 1

Yanuar Rizky Mang Andi Hakim thanks, sbg salah satu alumni di sono tentu inside nya lebih banyak dari saya haha..

Kata dia kalau kata mrk, kalau tdk mau kerja 3th itu, maka 60% subsidi yg diberikan harus dibayar dulu.. katanya tipikal anak dari family business di Indonesia spt itu, dan mrk tdk prefer yg modelan nebus 60% nya .. jadi saya agak yakin bhw tujuannya memang internasionalisasi flag alumni NUS + Temasek hehe
July 24 at 8:19am · Like · 3

Arif Kusumanagara · 3 mutual friends
Ijin share Pak, dan biar gak cuma link nya yang ke-share, caranya sy capture tulisannya.. smile emoticon
Sayang jumlah friendnya sudah maksimal ya Pak jadi sy cuman bisa follow smile emoticon
July 24 at 9:40am · Like

Art Ksc Betul harus kerja 3 tahun di perusahaan singapore based walau location based nya belum tentu di singapore bisa saja mulai dari indonesia sampai India, kultur nya beda belajar disana benar benar serius, dan kompetitif, balik dari sana pindah kul indo tu…See More
July 24 at 10:39am · Edited · Unlike · 3

Ghazali Muhammad Belum pernah tau sih pake kuota atau enggak, mungkin aja. Cuma memang lulusan top JCs macam RI, HC dll, yg siswa2nya sudah pasti banget hebatnya, biasanya gak mau sekolah di sg, tapi mereka menyasar sekolah top di US dan Inggris.

1 detil lg, mmg yg d…See More
July 24 at 10:43am · Like

Yanuar Rizky Kalau soal Kuota itu confirm, juga soal 3th itu krn saya verifikasi langsung hehe… serta benar mrk akan tempatkan di negara2 lain yg ada unit usaha temasek…

tapi, mrk memang akan kasih banyak ke anak2 bule dr 70% itu, meski sekarang yg banyak data…See More
July 24 at 10:51am · Like

Luhur Andi Prianto Cc ErwinAnda Akib
July 24 at 12:40pm · Like

Johan Wijaya · Friends with Alzun Effendi and 27 others
Program beasiswa sekolah di SG (“Nothing free in SG”) ini memang telah lama berlaku klo ga salah dari tahun 2000 da marak… Anak-anak pandai di gaet dengan kerjasama sekolah Dan departemen pendidikan SG melalui test Dan yang lolos akan diberikan beasi…See More
July 24 at 5:13pm · Edited · Like

Relina Omida Tentu tidak mudah untuk mendidik rakyat singapore untuk legawa melihat warga negara asing mendapat porsi ekonomi yg lebih manis daripada rakyat singapore yang kebanyakan hanya menjadi pelayan toko, supir taxi, petugas kebersihan dll. Tapi berkat kecerd…See More
July 24 at 10:11pm · Edited · Like

Herman Huang Ranking QS untuk business school tidak diterima secara luas apabila dibandingkan dengan ranking The Economist,Financial Times,Wall street journal.
July 25 at 11:46am · Like

Yanuar Rizky Ya memang banyak rating dr beragam lembaga…

apalagi yg memasukan unsur alumni yg memegang peranan kunci di bisnis dan riset global, spt NUS ini terkoreksi banyak rankingnya… …See More
July 25 at 12:19pm · Like · 2

Ghazali Muhammad Ini ada info yg resminya.

http://www.moe.gov.sg/…/percentage-of-international……See More

Ministry of Education, Singapore: Parliamentary Replies – Percentage of…
MOE.GOV.SG
July 25 at 12:41pm · Unlike · 1 · Remove Preview

Dedi Nest Nugraha Strategi Singapura membuat BUMN nya go international n kompetitif di psr global. Kalo kita BUMNnya keenakan disubsidi di dlm negeri shg cuma jd jago kandang ya? Captive market, low risk, eksekutifnya bs kaya raya meskipun perushnya rugi melulu…???
July 25 at 1:03pm · Like · 2

Yanuar Rizky Ada yg menarik, di NUS itu sekolah kedokterannya menjadi favorit warga negaranya.. ini karena rumah sakit di Singapura itu banyak pasiennya, yaitu dari Indonesia haha

Saya punya beberapa kawan di Malaysia, mereka (lucunya) berani bayar mahal utk sekol…See More
July 25 at 1:16pm · Like · 6

Dedi Nest Nugraha Betul bung Yanuar, sy dengar FK Unpad kelas it’l diserbu org Malaysia… Kelihatannya ada yg salah dengan corporate culture (konsep pelayanan, dsb) dan struktur imbalan di negeri kita, shg ditinggalkan potensial konsumennya…
July 25 at 2:03pm · Like

Sebelumnya elrizky.net

Teknokrasi, Politisi, dan Penumpang Gelap

Copy Protected by Chetans WP-Copyprotect.