Pasar Keuangan dan Pemilu

-Yanuar Rizky-
elrizkyNet, 4 April 2014:
Kemarin siang ketika sedang akan memulai olahraga rutin di sebuah Gym di sebuah Mall, hp saya berdering dari metroTV yang meminta wawancara terkait penguatan Rupiah. Saya sudah menduga, pasti arahnya akan dikaitkan dengan Pemilu Legislatif yang akan berlangsung.

Serunya lagi, wawancara di mall itu selalu susah dikarenakan protap keamanan yang ditetapkan pengelola. Akhirnya, kami bersepakat untuk ketemu di Jalan samping mall itu. Saat setengah jalan, kami didatangi satpam juga :) karena area depan jalan itu juga area mall tersebut. 

Wawancara dilakukan terus, saat camera Man diskusi dengan Satpam, mbak interviewer terus mengajak saya rally tanya jawab. Dan, pertanyaan terakhir seperti dugaan saya, apa ini ada kaitan dengan politik menjelang pemilu legislatif?

Saya jawab untuk yang terakhir itu, tidak ada. Karena, semua ini dari data yang diikuti oleh kami sebagai analis konsisten terkait monetary baseline, atau pedang moneter yang dikibas-kibas ke pasar keuangan negara berkembang (emerging market) oleh dua kutub aktif, yaitu The Fed (Amerika Serikat) dan BOJ (Jepang).

Dalam tulisan terdahulu, saya sudah uraikan 3 faktor dalam kuartal 1 – 2014, yaitu (1) Strategi Front Loading Kemenkeu RI menyerap Global Bond US Dollar di US Market dengan biaya bunga tinggi, masuk ke pasar uang rupiah -8 Januari 2014; (2) Jeda selling Off The Fed dalam sinyal Testimoni Chairman The Fed Yellen terhadap sinyal buruk yang dialami 5 negara emerging market (termasuk Indonesia) -11 Februari 2014; dan (3) Kontra kebijakan Tapering Off QE The Fed dilakukan BOJ dengan mengucurkan QE ke pasar -18 Februari 2014.

Yang terjadi, QE BOJ itu selalu ditarik di hari Kamis sekaligus di hari yang sama dikucurkan lagi QE USD baru untuk 7 hari berikutnya. Jadi, Jelas BOJ mencari irisan di hari Kamis yang menjadi hari operasi selling off The Fed atas dana-dana QE lamanya. Sehingga, yang terjadi likuiditas yang bergoyang-goyang (naik untuk turun, dan turun untuk naik).

Dalam wawancara Metro TV kemarin, saya ungkapkan outflow di Kamis kemarin lebih kecil dari inflownya. Karena (1) awal bulan selling off The Fed memang biasa direm; (2) meski ada dana USD 7 hari lalu ditarik BOJ, tapi ada dana Z hari berikutnya masuk lagi DITAMBAH LAGI (3) BOJ untuk awal April ini melakukan QE tambahan, yaitu membeli obligasi perusahaan Jepang -ini persis QE Periode 2 The Fed (operation twist), menjaga dampak QE1 ke korporasi nya.

Jadi, kemarin ini terjadi irisan saja dengan operasi pertama dari QE Corporate Bond BOJ. Dan, jangan kaget ya, nanti 10 April juga ada jadwal exercise dari hasil Auction Corporate Bond di BOJ. Tapi, jangan kaget juga kalau jelang akhir bulan rutin ‘bandar cari untung’ dari selling off The Fed dan BOJ akan membuat koreksi untuk kepentingaanya sendiri.
2014-04-04-08-45-08

Jadi, dalam lautan pasar keuangan, ombaknya dipicu oleh kebijakan moneter The Fed dan BOJ, dukung kita? Jangan mimpi lah, mereka lakukan itu semua untuk cari duit dari pasar untuk penyerapan Surat utang pemerintahnya masing-masing, yang terus tumbuh akibat agenda pemulihan ekonomi di negeri mereka sendiri.

Dalam ombak, ada politisi jago berselancar, itu hanya peselancar, ada yang jagoan menari-nari, ada juga kalanya di gulung ombak. Selamat memilih Indonesia. Tak akan berubah nasib sebuah kaum, jika bukan kaum itu sendiri yang merubahnya.

-yanuar Rizky, WNI biasa saja, yang telah mendapatkan kartu pemilih dari Pak RT 

Sebelumnya elrizky.net

Teknokrasi, Politisi, dan Penumpang Gelap

Copy Protected by Chetans WP-Copyprotect.