-Yanuar Rizky-
elrizkyNet, 8 Maret 2020: Sore ini facebook memberi tau saya sebuah memori poating saya 2 tahun lalu, dimana saat itu saya menulis status tentang pertanian di Amerika Latin saat saya sedang dinas (saat masih bertugas sebagai Konisaris Independen PT Pupuk Indonesia Holding Company), di Buiones Aires dalam acara Konferensi IFA (Asosiasi Produsen Pupuk Dunia).
Memori Fesbuk mengingatkan saya akan banyak konferensi yang saya ikuti selama diberi amanah di pupuk Indonesia, yang muaranya ditujukan sebagai dasar dalam memberikan arahan kepada manajemen Pupuk Indonesia dalam melakukan peran transformatifnya, sebagai agent of developmsnt (BUMN) pembangunan pertanian di Indonesia.
Meski, saat ini saya sudah diberhentikan di pupuk Indonesia dengan alasan yang saya yakini bukan karena kinerja saya. Ya, pendeknya hal lain yang bisa digugling di fesbuk saya hehe…
Tapi, di antara semua tugas komparasi, yang selalu saya kenang adalah studi banding saya ke lapangan di 9 kota di 3 negara bagian Amerika Serikat selama hampir 3 minggu.
Memori fesbuk 2 tahun lalu di Buines Aires itu, membuat saya mencari catatan studi banding di Amerika Serikat. Ada banyak status saya soal ini, tapi ini adalah catatan pertama saya.
Saya simpan di blog, karena saya meyakini orang bisa berganti, tapi sebuah ide yang dituliskan adalah abadi bagi catatan sebuah ide itu sendiri….
<strong>Copas Status Facebook -Yanuar Rizky-, 22 Agustus 2018:
[Deja Vu] dalam perjalanan membaca di dunia internet, untuk mencari makna dibalik “langganan krisis di pasar keuangan”…
saya menemukan 2 hal di era krisis besar yang dipicu crash bursa New York 1929, yaitu:
(1) konteks lokal, pledoi “Indonesia Menggugat” Bung Karno di persidangan hindia belanda 1930, yang kemudian diperkuat dalam teknokrasi oleh sahabatnya Bung Hatta dalam tulisan “Ekonomi Daulat Rakyat” di 1933; dan
(2) Konteks global, episentrum krisis, di Amerika Serikat, pemilu presiden dimenangkan oleh Franklin D Roselvelt dari partai demokrat yang menawarkan “New Deal” untuk keluar dari krisis melihat main street (sektor riil) daripada terus terjebak di persoalan wall street… saat krisis kembali terjadi di crash sub prime mortgage di bursa new york juli 2007, Obama yang separtai dengan FDR kembali mengulang “from wall street to main street”
Saya sudah beberapa kali menulis 2 hal itu, kalau ngak salah di majalah Gatra akhir tahun 2007 dan setelah kemenangan Obama di 2008 dan jelang pemilu raya di negeri kita tahu 2009…
Dalam kesempatan yang tak pernah saya duga, dari diberinya saya beban untuk menjadi Komisaris Independen di Pupuk Indonesia Holding, saya mulai bersentuhan dengan main street secara riil, yaitu dunia petani…
Komut saya Prof Bungaran Saragih menjadi senior dan mentor yang banyak memberi saya pengetahuan soal pembangunan pertanian… arahan beliau yang saya sepakati saat rapat pertama: tidak boleh jadi komisaris yang tidak bekerja, Republik ini memberi kepercayaan dan kita harus membawa transformasi pembangunan pertanian melalui pupuk…
Banyak saya belajar, berkunjung melihat petani (demand side) dari satu daerah ke daerah menghadiri acara acara asosiasi industri di komunitas global (suply side)…
Dan, saat ini saya sedang dinas dari izin penugasan pemerintah sebagai pemegang saham pupuk Indonesia (KBUMN) untuk mengikuti comparative study farming dan model industri pupuk di Amerika Serikat, yang diselenggarakan IFDC (International Fertizer Development Centre)
Dejavu, saya sampai di Muscle Shoaw kota di Alabama yang merupakan pabrik pupuk pertama di Amerika, tapi sudah ditutup karena industri pupuk tidak lagi dikelola pemerintah AS tapi oleh swasta melalui proses privatisasi…
Ex Lokasi pabrik pupuk inilah menjadi headquarter IFDC. Lembaga non profit pengembanhan pemupukan dan irigasi untuk pertanian. IFDC dibiayai pemerintah AS, Belanda dan World Bank.
Muscle Shoaw saya baru tau kota industri label recording yang menghasilkan penyanyi penyanyi top. Tapi, saya baru tau juga ini adalah kota yang menjadi sejarah kebijakan “green revolution” dari new deal Roselvelt…
Dejavu, sesuatu yang pernah saya baca diberikan jalan oleh Allah untuk melihat tidak hanya lewat internet, Alhamdulillah.
Banyak cerita, yang serius tentu akan saya laporkan ke pemegang saham (pemerintah, KBUMN) ya sambil nanti bloging berbagi.
Ini hanya posting pas sempat, di Bis yang ada Wifi dalam perjalanan ke Tennesse Western Agriculture Research Center, sebuah lembaga pemerintah yang didirikan FDR untuk government spending dalam pembangunan infrastruktur pertanian…
Pas di hotel tadi liat ada foto saya di koran amerika… ya, bersama Neil… kelas family farmer tapi dahsyat punya drlling, storage dan lahan besar…
Neil cerita ke saya saat pembukaan lahan oleh green revolution Bapak nya mendapat lahan… membeli sedikit sedikit, dia lalu beli dikit dikit dan anaknya pun beli… total sudah punya lahan 65.800 hektar… petani kita 0,5ha aja Alhamdulillah…
Tapi, saya percaya suatu saat petani kita harus punya lahan besar dan kaya…. disini, saya mikir kiblat kapitalisme aja pernah land reform… jadi ngak haram kan sosialis? #enjoyAja
Eid Mubarrak: Selamat Qurban bagi yang menjalankan…
Duka mendalam untuk bencana gempa Lombok: semoga diberi ketabahan dan tetap semangat berbagi dan bangkit
Selamat bersatu dan berprestasi di Asian Games, gimanapun kita satu Indonesia
-Yanuar Rizky-
Komisaris Independen Pupuk Indonesia
(5 Juni 2015 – 6 Januari 2020)