-Yanuar Rizky-
elrizkyNet, 4 Maret 2020: Dunia ini hidupnya dari cetak duit di pasar keuangan, asumsi dasar ini harus ada dalam cara pandang kita dalam melihat dunia persilatan….
Sebagaimana, saya tulis sebagai analis di Kompas “2020: Cermin Benggala Pasar Keuangan”, saya berpendapat pasar akan melakukan ambil untung di pasar (cetak uang) sekaligus memulai lagi arah baru portpolio di emerging market, dimana banyak survey mengarah ke pasar modal (saham dan oblogasi) dan pasar uang di Indonesia…
Saham jatuh, kalau bagi saya sih, bandar gedenya cetak duit dari main spread margin (short selling) dgn mesin cetak duitnya di pasar uang (US Dolar).
*bandar gede, bisa diliat dari inflow-outflow operasi moneter The Fed, sehingga semua pasar saham dunia jatuh, dengan momentum mecin isu cemas (celana masuk silit) dari momen globalisasi virus Corona
Tapi, apa terus akan sampai ke posisi terdasar? Saya sih melihat era hostile take over aset di asia belum cukup kuat sinyalnya…
Dimana, sinyalnya, ini bisa dilihat di volatilitas Rupiah di US Dolar money market masih “So-So” bahkan tekanannya (1) masih dibawah tahun 2016 dan (2) amplitudo repetisi volatilitas yang sering seperti tekanan 2011-2014 tidak tampak di periode 5 tahun terakhir…
Riset jangka panjang yg saya lakukan bulan ke bulan Januari 2002 sampai Desember 2014, sejak 2009 saham sebagai kendali sudan “bye-bye” diganti oleh diserapnya SUN secara agresif…
Klik Disini: Disertasi Yanuar Rizky
Lalu, SUN di pasar sekunder apa ada tanda2 dibanting? Belum ada, SUN dalam setahun ini indeksnya masih ngacir, ya kemarin SUN juga ada yg jual untuk cetak uang, tapi belum menghajar….
Jadi, kalo kata saya dengan dorongan Rupiah murah dari kepret SUN, maka saham bisa cetak uang dengan dilemahkan, sekaligus beli murah lagi untuk game selanjutnya….
Tapi, seperti saya ingatkan di tulisan Kompas di depan kurva tahun 2021 harus cermat dihitung…
Gelembung dana impor inflasi (cetak uang negara maju) dengan terus menyerap SUN akan menyimpan resiko, terlebih pelemahan pajak menunjukan secara fundamental korporasi tidak punya pendapatan organik…
Hati-hati, tahun ini ada psak 71 kalo korporasi semua menjaga cash flow di aset keuangan, kalo SUN dibanting, maka era kempesnya korporasi secara Neraca akan masuk skema “hostile take over”…
Gamenya belum nyampe puncak “hostile take over”… kalo tidak hati-hati, justru inilah saat kritis bagi pengelolaan makro ekonomi dg terobosan di sisi mikro (sektor riil) nya…
#enjoyAja
-yanuar Rizky, WNI