Misreading Mobil Listrik vs Misleading Mobil Petrol: Meraba Babak Baru Trade War (

-Yanuar Rizky-
elrizkyNet, 7 September 2019:
Pada satu kesempatan, saya yang awam soal teknik mesin, mendengarkan sebuah presentasi dari policy maker di bidang industri.

Dia bilang, bahwa secara industri, mobil listrik akan memotong banyak komponen (part) dari mobil berbahanbakar (petrol). Kata dia bahwa banyaknya spare part (komponen) yang hilang akan berdampak kepada tutupnya industri komponen, yang menyerap banyak lapangan kerja.

Obama, ketika pertama kali memerintah habis-habisa juga mempertahankan Ford. Dari yang saya baca, juga soal isu pengangguran yang harus dicegah dari buruh industri.

Ketika saya mengunjungi eco-system pertanian di Amerika Serikat, salah satu yang dikembangkan besar-besaran adalah pertanian industri, yaitu hilirisasi produk pertanian menjadi agro chemical, yang kemudian menjadi bahan bakar nabati (green fuel).

Saya melihat, soal sawit dari kampanye negatif Eropa, dan juga trade war Trump untuk petani jagung dan soy bean nya, muaranya adalah menuju pertarungan green fuel di masa depan.

Pun, demikian Tiongkok, seperti pernah saya tulis dalam status ini mengulang lagi ceritanya di tahun 2005 menginsentif batubara untuk insentif gasifikasi batubara. Saat ini, mereka akan insentif ke arah green fuel.

Jadi, saya rasa, mobil listrik ya di endorse oleh negara maju kayak Amerika Serikat, tapi mereka tak pernah berniat mengganti total mobil petrol (bahan bakar).

Saya pikir, ya soal menghindari deindustrialisasi industri spare part yang menyerap lapangan kerja.

IMHO, untuk apa membahas disrupsi sehingga kita menjadi tak bisa membaca langkah pertarungan negara maju di 2-5 tahun ke depan?

Ya, kendala isu lingkungan dan juga harga bahan bakar fosil (oil) karena mulai habis, itu yang diatasi. Dengan, mulai melakukan investasi ke arah green fuel. Saya meraba, Amerika Serikat, Eropa dan Tiongkok sedang bersiap ke pertarungan itu.

Kalau kata saya, harusnya kita ngak usah meratapi banyak hal, termasuk cemburu ke Vietnam. Merevitalisasi pertanian industri, melakukan hilirisasi adalah investasi, yaitu transaksi hari ini untuk siap bertarung di episode selanjutnya trade war, yaitu green fuel.

Saya jadi ingat ceramah Gubernur Bank Sentral Tiongkok Zhou Xiachuan dalam bahasa Cina kepada para pemuda Tiongkok saat Bursa New York crash tahun 2008 “jangan salah baca (misreading) dari persepsi yang berkembang, nanti bisa tersesat (misleading)…”

#enjoyAja
-yanuar Rizky

Sebelumnya elrizky.net

Teknokrasi, Politisi, dan Penumpang Gelap

Copy Protected by Chetans WP-Copyprotect.