Siap Menang, Siap Kalah: Bangsa yang Kompak, Pemimpin yang Negarawan

-Yanuar Rizky-
elrizkyNet, 9 Juli 2014:
Satu episode negara demokrasi dilalui bangsa ini, yaitu proses Quick Count (QC). Jika dilihat tren data QC keunggulan ada di kisaran ±5% dan marjin error ada di kisaran ±1-3%. Artinya, free float ambang batas secara statisti sampling QC hanya ada di ±2%. Sebuah posisi, yang akan ketat dalam sidang pleno di real count KPU.

Kalau sebaran penyelenggara QC, maka Jokowi lebih banyak mendapatkan porsi sebagai pemenang QC. Tapi, sekali lagi selisih bersih antara marjin (selisih suara) dengan error sampling QC sangat tipis.

Dalam posisi ini, saya jadi ingat, sebuah film dalam pemilihan Presiden di Amerika Serikat tahun 2000, antara George Bush vs Al Gore (judul Filmnya Recount, 2008, saya pernah menontonnya di HBO)

selisih keduanya tipis sekali, di QC masih saling klaim dan proses terus berlangsung sampai Real Count… Dan, terjadi penghitungan ulang di Florida. Dimana, Gore memenangkan suara popularitas nasional tapi electoral vote nya selisih tipis.

Sehingga, di Florida dilakukan penghitungan ulang untuk menentukan electoral vote. Dalam penghitungan ulang (real count) yang memakan waktu 36 jam di Florida, kemudian media-media mengumumkan electoral vote dimenangkan Bush dengan selisih tipis 5 suara.

Saat itu timses Gore menyarankan kepada Gore untuk mengajukan perselisihan pemilu. Tapi, Gore menolak usulan tim nya, kata Gore perlu jiwa besar untuk menghargai suara rakyat dan demi persatuan negerinya…

Di kita (Indonesia), putusan MK sudah jelas electoral vote (jumlah kemenangan di daerah pemilihan) sudah diabaikan. Pilpres 2014 satu putaran, mengacu ke suara terbanyak (popular vote).

Jadi, isunya di QC bukan soal di electoral vote. Tapi, perhitungan real count suara sah di KPU akan seru dan sengit. Suka tidak suka, secara ‘game theory’ selisih marjin yang ada ‘cenderung berbagi’ alias selisih tipis.

Jadi, tampaknya kita akan mengalami episode yang ketat dalam real count KPU sampai tanggal 22 Juli 2014, seperti terjadi di Pilpres AS tahun 2000 bahwa suasana perhitungan seru sampai ada saling klaim dan recount di Florida. Tapi, pelajaran dari Gore vs Bush, akhirnya ditentukan oleh sikap negarawan dari keduanya.

Ya, jadi apapun juga mari saling dukung lah setelah pilpres usai… tahun 2015 era yang lumayan berat dalam arus uang beredar global… saat terberat juga peluang terbesar (high risk, high return)… kalau dukungan politik kompak, kita akan menikmati posisi spt Cina mengambil peran dalam Ekonomi Baru di tahun 1998..

Semoga, akan muncul sikap negarawan dalam proses real count KPU. Yang menang bersikap tenang, dan yang kalah bisa memberikan respek atas nama Persatuan Indonesia. Semoga saja!

[untuk proses QC, saya sebagai rakyat mengucapkan selamat kepada pemenang versi QC dan berharap proses real count di KPU dapat dihadapi keduabelah pihak secara tenang dan menempatkan kepentingan persatuan dan kesatuan bangsa di atas segalanya.. adalah fakta saat ini kedua kekuatan mendapat selisih suara yang tipis dari pemilih, jadi sebagai bangsa pemilih harus dipersatukan kembali menjadi satu kesatuan rakyat Indonesia, karena Presiden terpilih akan menjadi Presiden kita semua]

#enjoyAja #siapMenangSiapKalah

-yanuar Rizky, WNI biasa saja, pembayar pajak dan berpartisipasi dalam pemilu raya 2014 sebagai pemilih :)

Sebelumnya elrizky.net

Teknokrasi, Politisi, dan Penumpang Gelap

Copy Protected by Chetans WP-Copyprotect.