Di Koperasi wajarNet ada Mi Ayam

-Yanuar Rizky-
Kompas, 9 Oktober 2003:
Pilu, sedih dan takut membayangkan apa yang akan terjadi di negeri ini setelah indikasi tumbuhnya pegangguran terdidik, yang tampak-tampaknya akan menjadi kenyataan. Ambil contoh PT DI, 6000 karyawan ter-phk, tidak sedikit tentunya sarjana, atau bahkan mungkin master dan doktor buah dari investasi “habibie project” di masa emasnya dulu.

Sebut saja anak bangsa itu bernama Kampret, dari namanya saja tentu membuat gairah untuk dikenakan tindakan PHK. Sebagai orang beriman, apalagi katanya hidup di negara pancasila. Kampret merubah paradigma negatif tentang dirinya ini dengan sikap positif, karena dibalik Kampret ada makna Kreatifitas, Agresifitas, Mandiri, Produktifitas, Reaktifitas, Energik, Terintegrasi. Indah bukan menggali sisi negatif dari pemikiran positif.

Kampret tidak frustasi ternyata ilmu yang dipunyainya tidak memiliki tempat lagi. Tapi, ilmu formal hanyalah jalan untuk sistematika berpikir dan bergaul. Katakanlah Kampret kita ini punya kemampuan rakit-merakit teknologi, maka dia ciptakan alat pemancar tanpa kabel dari bekas kaleng susu anaknya yang masih balita, yang berguna untuk dapat menangkap komunikasi data internet di udara yang berfrekuensi pada jalur 2,4 ghz, realitanya banyak anak bangsa yang sudah berhasil membuat antena ini.

Sebagai orang terdidik, Kampret berpikir kenapa tidak berusaha sendiri dari inovasi ini, dan membuka ladang usaha. Agar nikmat dan bermanfaat bagi lingkungannya, Kampret tidak imajiner seperti politisi dengan jargon “untuk bangsa dan negara”, cukup langkah nyata saja untuk kelas RT-RW, yaitu membentuk Koperasi Warga untuk jadi “vehicle” usaha di balik pemancar 2,4 ghz yang dibuatnya.

KopWar terbentuk, maka ada badan yang bisa dipakai bermitra dengan penyedia jasa internet (ISP). KopWar membuat kontrak untuk berlangganan membeli akses di pipa data internet di ISP, yang wira-wiri di udara frekuensi 2,4 ghz -di dunia telematika dikenal istilah WLAN (Wireless Local Area Network)-. Lewat pemancar ini, selanjutnya ditarik kabel-kabel ke rumah-rumah anggota ataupun non anggota di lingkungannya untuk membagi lagi kapasitas ruang data internet yang bisa digunakan -dikenal dengan sebutan bandwidth-.

Dalam operasionalnya KopWar ini butuh pengelola untuk pemiliharaan jaringan yang dibangunnya. Untuk itu, tanpa disadari ternyata oh ternyata KopWar ini telah mampu pula menyerap tenaga kerja baru yang sudah tidak kebagian kapling kerjaan lagi, misalnya saja anak kampung belakang tamatan STM ataupun yang kelasnya cuman kuli yang dirotasi jadi staf penarikan kabel. Ya, setidaknya ikut berperan serta untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di APBN yang hanya 4 % untuk penyedian lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja baru.

Wah, lingkungan sudah jadi Cyber-Area dengan konsep usaha RT-RWnet. Selanjutnya tanpa terasa, ibu-ibu kompleks pun terangsang berinovasi untuk peningkatan penerimaan APBK (Anggaran Penerimaan dan Belanja Keluarga) dengan berjualan kain, pulsa telpon, alat rumah tangga atau bahkan intermediasi layanan pesan antar toko kelontong dengan memanfaatkan internet KopWar ini, istilah kerennya dikenal dengan sebutan point of sale berbasis e-commerce.

Bahkan, tetangga Kampret mantan pialang pasar modal, yang ter-phk oleh keadaan, telah dapat memanfaatkan ilmunya dengan membuat share-shop dengan galeri internet, yang bermitra dengan broker di bursa. Padahal tadinya pialang ini sempat tersingkir dari bursa, karena broker yang dipimpinnya tidak sanggup memenuhi ketentuan permodalan perusahaan efek yang ditingkatkan oleh regulator (MKBD), atau bisa saja beliau ini tersingkir karena konsep remote trading yang mampu mengeliminir peran fisik pialang di lantai bursa, atau juga sebagai korban pertama dan termudah dari pengorbanan demi perubahan lembaga lainnya di pasar modal.

Tidak ada yang sia-sia tetap saja pialang ini adalah aset berharga yang dapat meneruskan perjuangannya di pasar modal dengan beradaptasi untuk memiliki semua kemajuan tersebut dengan cara yang mudah, murah dan tepat sasaran. Indah nian, jika perubahan menjadi milik semuanya dengan memberikan stimulasi infrastruktur yang dapat dicapai oleh anak negeri ini. Pemberdayaan aset pengetahuan pialang ini hanyalah salah satu contoh saja yang memberikan bukti empiris pemberdayaan manusia, yaitu orang-orang terdidik haruslah tetap diarahkan untuk mempercepat proses perubahan bukan dengan mengabaikannya. Sayang kan, kalau semuanya harus mulai dari nol lagi, hanya karena jebakan arogansi kelompok yang tak berujung.

Akhirnya tanpa terasa, terciptalah rumah ibadah ekonomi dengan pondasi yang wajar (warung aliansi jaringan antar rumah) di interNet. Mulai dari sektor rumah tangga, gerakan koperasi, kemitraan UKM dan usaha besar sampai ke modernisasi institusi keuangan. Disamping itu, tampak Bapak-Bapak tengah tersenyum, karena ternyata rekening telpon turun dengan dapatnya komunikasi suara via internet (Opensource ini dikenal dengan gerakan VoIP-Merdeka). Setidaknya, buat gosip antar tetangga sudah pakai jalur tetelkoman ini.

KopWar yang bermarkas di depan kompleks, pinggir jalan raya, dibuat menjadi Warnet. Agar pengunjung betah, tersedia menu mie ayam grobak (kelas 5.000 perak tapi nikmat), yang ilmunya diperoleh dari tukang Mie Ayam di jalan Kerinci yang senang ekspansi dengan mengajar orang berusaha (realita dengan 1 juta kita bisa belajar opensource mie ayam ini)

Dari terpinggirkan, Kampret telah membuktikan perannya bagi kemandirian ekonomi negerinya. Yaitu, dengan stimulasi penerimaan APBN dari PPh KopWar dan ISP yang meningkat daya jualnya, serta tentu saja PPn dari transaksi warung elektronis di jaringan tersebut. Serta mendorong privatisasi dan pemerimaan dari BUMN ke arah tidak semata-mata ke satu pilar kebijakan, yaitu profit oriented. Namun, turut pula membuktikan bahwa gerakan KopWar wajarNet mampu menjawab fungsi psikologis APBN sebagai stimulus kemasyarakatan, yaitu fungsi fasilitator kegiatan perekonomian masyarakat yang kondusif (pilar 2: social capital) ataupun juga sebagai katalisator peningkatan kemampuan masyarakat berperan aktif dalam inovasi pertumbuhan ekonomi (pilar 3: natural capital).

Bukan hanya itu, jasa politisnya adalah mengurangi celah yang besar tersedianya infratruktur telekomunikasi nasional, yang dikenal dengan istilah digital divide (berdasarkan data APJII pengguna internet 4,5 juta dari 200 juta penduduk Indonesia) .Bahkan, dengan merger pengetahuan dengan tetangga eks-pialangnya, telah pula mengantarkan akses pasar modal di rumah-rumah untuk memperbesar kue pemodal lokal sebagai penopang utama stabilitas pasar negeri ini tercipta (capital market literate, tahun 2003 dari beberapa sumber terdapat 50.000 pemodal lokal dari 175 juta penduduk dewasa Indonesia). Credit point lainnya, gerakan KopWar wajarNet ini telah menjadi bukti nyata bahwa membangun negeri ini tidaklah harus terlalu bergantung ke pihak ketiga, sebuah icon konstruktif gerakan ekonomi masyarakat paska IMF.

Sedang asyik-asyiknya menikmati ‘award” dari KopWar wajarNet sambil menikmati serusup mie ayam, Kampret terbangun dari tidurnya. Oh ternyata, itu semua masih mimpi!. Setelah bangun membuka milis indo-WLI didapatinya berita bahwa terjadi ancaman sweeping oleh aparat atas perangkat yang bekerja di WLAN 2,4 ghz, yang sama saja mau mandiri secara kreatif pun dengan membuat pemancar saja tidak dapat tempat. Kemudian baca koran tampaknya PHK hanya jadi pesta kelompok kapitalis, tanpa ada pembekalan pengetahuan dan jalan keluar untuk jadi entrepreneur. Ya itu tadi mau usaha, stimulusnya saja tidak ada, pesangonnya saja tidak cukup belum lagi banyak anak bangsa ini sejak dari didikan orang tua, sekolah sampai bekerja telah tertanam bahwa belajar untuk jadi pegawai sukses bukan jadi pengusaha sukses.

Jadi mimpi Kampret yang indah tadi di tatanan dunia nyata sistem ekonomi negeri ini masihlah wacana. Untuk itu, mari kita nobatkan Kampret jadi ketua partai KWMI -kaya wacana miskin implementasi-, siapa tahu di 2004 dapat berevolusi jadi KWKI -kaya wacana kaya implementasi-, asal jangan berubah bentuk karena terlalu banyak kompromi jadi MWMI -miskin wacana miskin implementasi-.

Yanuar Rizky
praktisi pasar modal dan Ketua Umum Serikat Pekerja di salah satu bursa efek.

Sebelumnya elrizky.net

Meraba arah Harga Minyak dan Skenario Politik Inflasi Negara Maju

Selanjutnya elrizky.net

Digital Currency China, Upaya Kudeta Senyap Sistem SWIFT

Copy Protected by Chetans WP-Copyprotect.